Menguak Temuan Jam Matahari Purba Ditengah Perkebunan Jagung

Sabtu, 28/09/2019 - 05:21
Menguak Temuan Jam Matahari Purba Ditengah Perkebunan Jagung
Menguak Temuan Jam Matahari Purba Ditengah Perkebunan Jagung

Klikwarta.com, Kediri - Danramil Kandangan Kapten Chb Mulyono bersama MC yang sudah memiliki nama di Kediri, Cak Khoirul dan M.Dardiri, warga setempat, melihat langsung benda yang diyakini berstatus situs kuno (sabtu/28/9/2019) di Dusun Bioro, Desa Kandangan, Kecamatan Kandangan.

B

Menurut beberapa sumber informasi, benda tersebut adalah jam matahari purbakala, dan hingga saat ini, kondisi benda ini masih belum mendapatkan ruang khusus, sebagaimana benda-benda kuno berstatus cagar budaya.

Dibagian bawah batu tersebut, ada 3 lobang dengan kedalaman yang berbeda, 1 lobang berkedalaman 1,5 centimeter, dan 2 lobang lainnya berkedalaman 3 centimeter. Disisi lainnya, ada batu yang menonjol berbentuk plat berukuran panjang 18 centimeter dan lebar 5 centimeter, serta ketebalan 1 centimeter.

C

Sedangkan dibagian atas batu, terlihat seperti guritan, namun benar tidaknya itu guritan buatan atau batu yang mengeropos, tidak dapat dipastikan. Demikian juga bagian paling atas, terlihat seperti guritan, tapi sangat dipastikan benar tidaknya, karena mungkin batu yang mengeropos akibat tetesan air hujan.

Untuk membuktikan benar tidaknya benda kuno itu adalah jam matahari, dibuatlah tanda-tanda dari dipermukaan tanah disekitar benda tersebut, berbentuk melingkar 360 derajat. Untuk memudahkan mengamati pergerakan bayangan benda tersebut, diletakkan 24 batu, dan masing-masing batu berjarak 15 derajat.

Dalam prakteknya, pengamatan bayangan tidak bisa sempurna sesuai harapan, lantaran kondisi batu kuno tersebut tepat berada diareal perkebunan jagung, dan tanaman jagung disekitarnya menghalangi pergerakan bayangan.

D

Dibagian paling atas benda tersebut, diletakkan kompas dari aplikasi ponsel. Hasilnya, sangat mengejutkan, setiap sudut sisi menunjukkan arah mata angin dengan ketepatan 100%, dari arah barat, timur, utara maupun selatan.

“Setelah kita letakkan kompas diatasnya, jarum kompas menunjukkan arah yang tepat, sesuai sisi batu ini. sisi barat, timur, utara, selatan, sesuai semua. Ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan yang tinggi,” kata Kapten Chb Mulyono.

Yang paling mengejutkan lagi, lokasi benda yang diyakini jam matahari purbakala tersebut dengan keberadaan tugu atau prasati situs Gentong Bioro yang berjarak sekitar 100 meter, persis arah selatan (berdasarkan google map dan kompas).

E

Terkait korelasi kedua benda yang lokasinya berjauhan tersebut, Kapten Chb Mulyono tidak mau mengomentarinya, apakah kedua benda (jam matahari dan prasasti situs Gentong Bioro) tersebut memiliki hubungan atau keduanya dibuat pada masa atau jaman yang sama.

Demikian juga latarbelakang dari benda kuno yang diyakini jam matahari itu, dari masa kerajaan apa, di masa pemerintahan raja siapa, dan tahun berapa dibuat, masih penuh misteri, lantaran tidak adanya support bukti otentik yang mendampinginya.

Terlebih lagi, ia hanya sekedar ingin membuktikan kebenaran dari informasi yang diterimanya, bahwa benda yang terletak ditengah perkebunan jagung itu, kemungkinan besar adalah jam matahari purbakala. Sedangkan benar tidaknya informasi itu, pihak berkompetenlah yang berhak menentukannya. (dodik)

Related News