
(Sumber: Freepik)
Oleh : Bentang Shavarani
Klikwarta.com - Di era digital ini, Instagram telah menjadi platform media sosial yang digemari oleh banyak kalangan, tak terkecuali remaja. Platform ini menawarkan berbagai fitur menarik untuk berbagi momen, terhubung dengan teman, dan mengikuti tren terkini. Namun, di balik keceriaan dan kemudahan yang ditawarkan, Instagram juga menyimpan bahaya tersembunyi, yaitu cyberbullying. Perundungan online ini dapat memberikan dampak psikologis yang serius bagi korbannya, seperti depresi, kecemasan, dan bahkan pemikiran untuk bunuh diri.
Seberapa Parah Cyberbullying di Instagram?
Cyberbullying di Instagram merupakan fenomena yang kian marak terjadi, khususnya di kalangan remaja. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja di Indonesia pernah mengalami cyberbullying di Instagram. Bentuk cyberbullying yang paling sering terjadi adalah komentar negatif, penghinaan, dan penyebaran rumor. Tak hanya itu, pelecehan seksual online dan peneroran juga kian marak terjadi di platform ini.
Dampak Psikologis Korban Cyberbullying
Cyberbullying di Instagram bukan sekadar candaan atau ledekan online yang sepele. Bagi para korbannya, perundungan ini dapat meninggalkan luka mendalam yang berakibat fatal bagi kesehatan mental mereka. Dampak psikologis yang sering dialami korban cyberbullying di Instagram antara lain depresi dan kecemasan, penurunan harga diri, gangguan tidur dan makan, bahkan hingga pikiran untuk bunuh diri.
Perasaan sedih, putus asa, dan cemas yang berlebihan menghantui keseharian korban. Bayang-bayang perundungan online terus-menerus menghantui mereka, membuat mereka merasa tidak aman dan terancam, bahkan di dunia nyata. Harga diri mereka pun terkikis, dihancurkan oleh komentar-komentar kasar dan hinaan yang dilontarkan para pelaku. Rasa percaya diri hilang, digantikan oleh perasaan tidak berharga dan tidak mampu.
Stres akibat cyberbullying juga dapat mengganggu kesehatan fisik korban. Pola tidur dan makan mereka terganggu, yang berakibat pada kelelahan, penurunan konsentrasi, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Dalam kasus yang parah, cyberbullying dapat mendorong korban untuk menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri.
Upaya Instagram Melawan Cyberbullying
Instagram telah mengambil langkah-langkah proaktif dalam melawan bahaya cyberbullying dengan meluncurkan beberapa inisiatif penting. Salah satunya adalah implementasi fitur pelaporan khusus untuk cyberbullying, yang memungkinkan pengguna untuk dengan cepat melaporkan akun atau konten yang dianggap melakukan intimidasi online. Langkah ini tidak hanya mempermudah pengguna untuk mengambil tindakan terhadap perilaku yang merugikan, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan konsekuensi dari tindakan cyberbullying.
Di samping langkah-langkah manual, Instagram juga memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan deteksi terhadap cyberbullying. Mereka mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi konten-konten yang berpotensi mengandung tindakan intimidasi atau pelecehan online. Teknologi ini tidak hanya memungkinkan tindakan yang lebih cepat dalam menanggapi kasus-kasus yang dilaporkan, tetapi juga menjadi langkah preventif penting untuk mengurangi prevalensi cyberbullying di platform mereka.
Peran Individu, Pendidik, dan Pihak Berwenang dalam Melawan Cyberbullying
Upaya Instagram dalam memerangi cyberbullying memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk individu, pendidik, dan pihak berwenang. Individu dapat berperan dengan bijak dalam menggunakan media sosial, seperti menghindari memberikan informasi pribadi secara berlebihan dan berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain secara online. Ketika menghadapi kasus cyberbullying, penting untuk segera melaporkannya kepada pihak Instagram atau orang dewasa yang dapat dipercaya untuk mendapatkan bantuan.
Pendidik memiliki peran krusial dalam memberikan edukasi kepada siswa tentang bahaya cyberbullying dan strategi mengatasi hal tersebut. Sekolah juga perlu menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif, di mana siswa merasa didukung dan terlindungi dari ancaman cyberbullying. Kerja sama dengan orang tua juga diperlukan untuk mengawasi aktivitas online anak-anak mereka secara lebih terstruktur. Di sisi pihak berwenang, implementasi regulasi yang tegas sangat dibutuhkan untuk melindungi anak-anak dan remaja dari praktik cyberbullying.
Selain itu, meningkatkan edukasi publik tentang bahaya cyberbullying dan cara mengatasinya juga menjadi langkah penting dalam menciptakan kesadaran dan pencegahan yang lebih baik. Korban cyberbullying juga harus memiliki akses mudah untuk mendapatkan bantuan hukum yang mereka perlukan untuk menangani kasus tersebut secara efektif.
Dukungan psikologis harus tersedia dan mudah diakses bagi korban. Instagram perlu memperketat aturan, meningkatkan sistem pelaporan, dan menindak tegas pelaku. Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman sangat penting dalam memantau dan mendukung kesehatan mental remaja. Dr. Elizabeth Englander, seorang psikolog dan peneliti cyberbullying, menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak keterampilan komunikasi yang sehat, empati, dan pengelolaan emosi. Penegakan hukum yang tegas juga diperlukan untuk memberikan efek jera kepada pelaku cyberbullying.
Cyberbullying di Instagram tidak hanya mengancam keamanan online, tetapi juga kesehatan mental remaja. Edukasi yang lebih intensif tentang etika berinternet, peningkatan kesadaran masyarakat, dan akses mudah ke dukungan psikologis menjadi kunci dalam mengurangi insiden cyberbullying. Instagram perlu meningkatkan pengawasan dan respons terhadap kasus-kasus cyberbullying dengan memperketat kebijakan dan meningkatkan sistem pelaporan. Dengan langkah-langkah ini, kita berharap dapat melindungi generasi muda dari dampak negatif cyberbullying dan memastikan mereka dapat menjalani kehidupan online yang sehat dan produktif.