BNPP Dorong Akselerasi Peran Strategis DAMRI untuk Pembangunan Negeri

Rabu, 04/12/2024 - 11:40
Diskusi publik peran strategis DAMRI membangun negeri di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (3/12)

Diskusi publik peran strategis DAMRI membangun negeri di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (3/12)

Klikwarta.com, Jakarta - Dalam upaya mendukung pembangunan nasional, terutama di wilayah perbatasan, peran Perum DAMRI semakin penting dalam meningkatkan konektivitas antar wilayah yang selama ini terisolasi. 

Hal ini menjadi topik utama dalam Rapat Akselerasi Peran Strategis DAMRI untuk Pembangunan Negeri yang digelar di Hotel Bidakara Jakarta, pada Selasa, 3 Desember 2024. 

Rapat tersebut menghadirkan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah pusat, daerah, serta operator angkutan, dengan tujuan mencari solusi atas tantangan dalam pengembangan dan operasionalisasi angkutan perintis DAMRI.

Plh. Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Indra Purnama, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 13 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang terhubung dengan negara tetangga. 

Meskipun pos-pos tersebut memiliki infrastruktur yang baik, namun angkutan transportasi, baik untuk orang maupun barang, masih dalam kondisi buruk dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan operator angkutan. 

"Kami memiliki 13 PLBN yang sangat bagus, namun kita masih menghadapi masalah besar dalam transportasi antar negara, baik untuk orang maupun barang. Transportasi menjadi elemen kunci untuk meningkatkan konektivitas wilayah perbatasan,” ungkap Indra.

Saat ini, Perum DAMRI melayani empat trayek bus Antar Lintas Batas Negara (ALBN), yang menghubungkan sejumlah wilayah di Indonesia dengan negara tetangga, seperti Pontianak – PLBN Entikong – Kuching (Malaysia), Pontianak – PLBN Entikong – Brunei Darussalam, Kupang – LBN Mota’ain – Dili (Timor Timur), dan Singkawang – PLBN Aruk – Kuching (Malaysia). 

“Trayek bus ALBN dari Kalimantan Barat ke Sarawak (Malaysia) dan Kalimantan Utara ke Sabah (Malaysia) sangat vital dalam menjaga konektivitas antar negara. Oleh karena itu, pengembangan dan operasionalisasi trayek perintis sangat diperlukan,” kata Indra.

.

Untuk mendukung pengembangan tersebut, pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum juga memberikan perhatian besar terhadap peningkatan jalan perbatasan yang masih dalam kondisi kurang baik. 

Salah satunya adalah peningkatan jalan perbatasan antara Malaysia (Melano) dengan Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Jalan tersebut, yang menghubungkan dua negara, masih banyak yang berbentuk tanah dan bebatuan, memerlukan perhatian lebih agar dapat dilalui dengan lancar oleh armada angkutan DAMRI.

Perum DAMRI, sebagai operator angkutan publik yang memiliki peran strategis, terus berkomitmen untuk menyediakan layanan transportasi, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki akses jalan yang memadai. Salah satunya adalah rute Timika – Desa Mioko di Kabupaten Mimika, Papua, yang meskipun akses jalan terbatas, tetap dilayani oleh DAMRI sebagai bagian dari angkutan perintis.

Menurut Robi Suherman Ponglabba, Direktur Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Ditjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKT) Kementerian Transmigrasi, pemerintah sudah menyusun kebijakan subsidi untuk angkutan jalan perintis dan angkutan barang perintis. 

“Pemerintah memberikan subsidi untuk angkutan jalan perintis agar daerah-daerah terpencil bisa terhubung dengan daerah lain. Selain itu, ada juga subsidi angkutan barang perintis untuk mendukung pengiriman barang ke daerah-daerah perbatasan yang terisolir,” jelasnya.

Pemberian subsidi angkutan jalan perintis ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan aksesibilitas, terutama di daerah yang secara geografis sulit dijangkau. Hal ini, menurutnya, sangat mendukung percepatan pembangunan ekonomi daerah-daerah terisolir. 

"Dengan adanya transportasi yang terjangkau, masyarakat di daerah perbatasan dapat mengakses barang dan layanan, serta berinteraksi dengan daerah lain, sehingga mendorong perkembangan ekonomi," tambahnya.

Perum DAMRI sendiri saat ini melayani 311 trayek di seluruh Indonesia, dengan 357 armada yang siap mengoperasikan trayek tersebut. Angkutan perintis yang disediakan oleh DAMRI tidak hanya terbatas pada wilayah perbatasan, tetapi juga menghubungkan daerah-daerah di pelosok Indonesia yang belum terjangkau transportasi umum. 

Damri menyediakan layanan angkutan untuk daerah-daerah yang belum terhubung dengan jalan aspal, seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur, sehingga masyarakat di daerah tersebut dapat merasakan manfaatnya.

Selain itu, DAMRI juga memiliki peran penting dalam mendukung program tol laut dan jembatan udara yang menghubungkan daerah-daerah terisolasi. Untuk itu, menurut 

Desty Arlaini - Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN, perlu ada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan operator angkutan untuk memastikan keberhasilan program-program ini. 

Skema subsidi perlu diperbaiki agar lebih efektif. Perhitungan subsidi tidak hanya berdasarkan load factor atau target ritese, tetapi juga harus mempertimbangkan kondisi daerah, seperti infrastruktur jalan, daya beli masyarakat, dan tingkat kemahalan,” ujar Desty.

Dalam meningkatkan kualitas layanan, DAMRI juga akan menyesuaikan armada yang digunakan sesuai dengan kondisi geografis dan infrastruktur di daerah tertentu. Armada yang lebih kecil akan digunakan untuk trayek dengan kondisi jalan yang belum sepenuhnya baik, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja angkutan perintis di wilayah tersebut. 

"Damri juga harus memperhatikan biaya operasional yang harus disesuaikan dengan jenis armada dan kondisi daerah. Hal ini bertujuan agar angkutan perintis DAMRI dapat terus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tambahnya.

.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya meningkatkan infrastruktur jalan, terutama di wilayah perbatasan. 

Jalan-jalan yang masih berupa tanah atau bebatuan diharapkan dapat segera diganti dengan aspal untuk memperlancar mobilitas masyarakat dan angkutan perintis. Salah satu tantangan terbesar adalah memperbaiki jalan-jalan non-nasional yang menghubungkan wilayah perbatasan.

“Pekerjaan rumah kita adalah meningkatkan jalan paralel perbatasan yang ada di Kalimantan Utara dan daerah-daerah perbatasan lainnya. Kami berkomitmen untuk memperbaiki jalan-jalan tersebut secara bertahap agar dapat digunakan dengan aman dan nyaman oleh masyarakat dan angkutan perintis,” Syauqi Kamal, Kasubdit Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan, Direktorat Pembangunan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.

Pembangunan jalan-jalan di kawasan perbatasan ini, selain untuk mendukung operasional angkutan perintis, juga bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi di daerah perbatasan. Dengan adanya jalan yang baik, akses ke pasar-pasar regional dan nasional menjadi lebih terbuka, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Peningkatan peran strategis DAMRI dalam pembangunan negeri sangat bergantung pada dukungan pemerintah dalam hal kebijakan subsidi, perbaikan infrastruktur jalan, dan koordinasi antara berbagai pihak terkait. 

Dengan akselerasi pengembangan angkutan perintis, terutama di wilayah perbatasan dan terpencil, DAMRI diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian di daerah-daerah yang selama ini terisolasi. 

Melalui kolaborasi yang erat, tantangan-tantangan dalam pengembangan dan operasionalisasi angkutan perintis dapat diatasi, dan Indonesia dapat semakin maju dalam pembangunan infrastrukturnya.

(Kontributor : Arif)

Tags

Related News