Elias Ndala Seorang Tenaga Harian Lepas di Puskesmas Wae Codi yang SPK-nya Tidak Diperpanjang oleh Bupati Manggarai.
Klikwarta.com, Ruteng - Elias Ndala adalah seorang Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bekerja di Puskesmas Wae Codi tidak ikut diakomodir dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK) terbaru.
Diketahui Elias sudah berumah tangga dan memiliki tiga orang anak. Di bulan April kemarin, Elias salah satu Tenaga Harian Lepas (THL) dari 249 Nakes yang dipecat oleh Bupati Nabit.
Dari 249 Nakes yang dipecat Bupati Nabit, satunya sudah meninggal dunia. Sehingga, sisa Nakes yang dipecat Bupati Nabit adalah 248.
Pasca pemecatan, Elias terpaksa kembali bekerja sebagai petani untuk menghidupi keluarga tercintanya.
Kabar gembira pada tanggal 17 September 2024, Bupati Manggarai melalui Kepala Dinas Kesehatan Dr Bertolomeus Hermopan menyurati semua Nakes yang dipecat melalui Kepala Puskesmas masing-masing untuk berkumpul dan mendengarkan arahan terkait perekrutan kembali melalui Surat Perjanjian Kerja (SPK) terbaru.
Namun, dari 248 Nakes yang direkrut tersebut satu diantaranya, yakni Elias Ndala selaku Koordinator 248 Nakes tidak diakomodir melalui pertimbangan Bupati dengan alasan tidak jelas.
Dihadapan media, Elias menceritakan kabar buruk terkait dirinya yang tidak diakomodir dalam Surat Perjanjian Kerja terbaru oleh Bupati Nabit itu.
Baca : Ratusan Nakes yang Dipecat Nabit Kembali Direkrut, Paulinus : Tidak Semua, Tergantung Bupati
Kabar tersebut diterima Elias Ndala melalui pesan WhatsApp yang dikirim oleh Kepala Dinas Kesehatan, Dr Bertolomeus Hermopan.
"Mat sore pak Elias. Dengan ini saya informasikan bahwa pak Elias tidak direkomendasikan oleh pa bupati manggarai untuk perpanjangan kontrak kerja. Karena itu sebagai kepala Dinas Kesehatan Manggarai, saya mengucapkan terimakasih atas pengabdian bapak bekerja di dinas kesehatan dan puskesmas wae codi. Salam hangat dan doa kami untuk bapak Elias sek. Kami mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan", meniru isi pesan WhatsApp yang viral di media sosial.
Elias mengaku kaget dan kesal saat menerima pesan WhatsApp tersebut. Kemudian, ia pun mempertanyakan alasan mendasar dirinya tidak diperpanjang kontrak kerja. Namun, Kadinkes manggarai hanya bisa menjawab bahwa itu pertimbangan Bupati.
"Saya mohon maaf pa Elias, terkait pertimbangan pa bupati..tentu pa bupati yang tahu. Saya tidak bisa mengira-ngira pertimbangan beliau", meniru jawaban isi pesan WhatsApp Kadinkes Manggarai yang dikirim ke Elias Ndala.
Hingga kini, Elias belum menemukan alasan dirinya tidak diakomodir untuk perpanjangan kontrak kerja seperti Nakes yang lain.
"Saya sendiri belum menemukan alasan kenapa saya tidak diperpanjang kontrak kerjanya. Sementara saya ini juga sebagai Koordinator dari 248 Nakes bukan atas kemauan saya sendiri. Namun, karena suara-suara dari 248 Nakes. Saya pikir pada selasa kemarin, kami dipanggil untuk tanda tangan SPK. Karena, diabsen nama saya ada, tetapi ternyata setelah itu diseleksi lagi", jelas Elias saat di wawancara media, Kamis (19/9).
"Saya secara pribadi dan keluarga besar juga masyarakat manggarai yang berbaik hati sama saya, merasa kecewa. Saya sangat-sangat kecewa. Saya tanya alasannya, itu tidak ada jawaban sama sekali", sambung Elias.
Sementara, beberapa Nakes yang lain usai menandatangani Surat Perjanjian Kontrak sempat ditanya media namun enggan memberikan komentar. Mereka hanya mengucapkan terima kasih sudah bisa kembali bekerja.
"Asi ta nana, no komen ket ami. Cai ho de ami cela one mai sengsara (Tidak perlu pak, kami no komen. Kami ini baru kembali dari kesusahan). Intinya, kami senang sudah kembali bekerja", ujar mereka sambil meninggalkan wartawan.
Terkait hal ini, Bupati Manggarai Herybertus Geradus Laju Nabit, belum berhasil dikonfirmasi untuk mempertanyakan alasan Bupati tidak memperpanjang kontrak kerja terhadap salah satu Nakes itu, sementara yang lain, diakomodir. Namun, media ini akan tetap mencoba untuk mengkonfirmasi dihari selanjutnya.
Pewarta: Kordian