Imajinasi, Memori dan Proses Berpikir

Sabtu, 11/11/2023 - 18:43
ilustrasi.net
ilustrasi.net

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.*

Otak ibarat wahana yang mewadahi apa saja yang menjadi isinya termasuk segala sesuatu yang berproses yang menjadi satu kesatuan di dalamnya. Semua hal yang terdapat di dalamnya terwadahi dalam bentuk fisik bernama otak. Menghasilkan buah yang baik atau sebaliknya yaitu prasangka, dugaan, juga pemikiran seperti analisis, deskripsi, dan lain sebagainya.

Imajinasi, secara bahasa berarti gambaran dalam otak yang merupakan buah dari proses berpikir atau pemikiran.

Memori merupakan berisi apa pun di masa lalu yang semuanya menjadi memori dalam otak. Masa lalu yang berada di otak adalah memori.

Berpikir adalah keselurahan proses yang merupakan aktuvitas yang dilakukan otak. Satu-satunya instrumen dalam diri manusia yang dapat melakukan aktivitas berpikir adalah otak. Hasilnya adalah pemikiran.

Berpikir sebagai suatu aktivitas yaitu yang dilakukan otak merupakan aktvitas terpuji. Sebagai suatu aktivitas, meski berbeda layaknya perbuatan nyata, berpikir juga dapat diterapkan hukum atau aturan layaknya perbuatan; baik, buruk, boleh atau terlaranganya. Hal ini juga berlaku dalam proses atau perkembangan selanjutnya berupa lanjutan dari proses berupa produk pemikiran.

Di antaranya adalah wawasan, filsafat, ilmu atau sebut spesifik sains, adalah bentuk dari pemikiran, secara berurutan, produk-produk pemikiran tersebut merupakan berubah menanjak, meski mengalami kobtroversi dalam peradaban modern berpuncak pada sains.

Satu hal yang mungkin perku disampaikan dari agungnya proses berpikir adalah dalam berbagai ragam redaksi semisal pertanyaan yang menggugah, proses berpikir adalah bersifat ilahiyyah. Disebut ilahiyyah atau bersifat ilahi lantaran hal tersebut tertuang dalam kitab suci. Maka, keutamaan yang merupakan kelebihan dari suatu sebut perintah juga terdapat pada proses berpikir.

Jika pada pemikiran masyarakat modern puncak peradaban yang merupakan produk pemikiran adalah sains, maka jika mengacu pada pengertian ilahiyyah tersebut di atas adalah pada apa yang menjadi kehendak ilahi. Kehendak ilahi termasuk di dalamnya adalah apa yang Ia syariatkan atau yang merupakan ketetapan bagiNya, “wallahu a’lam.

Tags

Related News