‘Jembatan Emas’ Kembang Ayun

Kamis, 19/10/2023 - 23:02
(Dansatgas Letkol Inf. Aswin Suladi, saat meninjau pembangunan infrastruktur jembatan, memastikan kebutuhan material dan pekerjaan lancar)
(Dansatgas Letkol Inf. Aswin Suladi, saat meninjau pembangunan infrastruktur jembatan, memastikan kebutuhan material dan pekerjaan lancar)

Oleh : Letkol Inf Aswin Suladi, SE, M.Ak (Dansatgas TMMD Reguler ke-118 Kodim 0408/BS)

Kesejukan udara, aroma khas pedesaan berselimut embun melekat didedaunan pagi itu berangsur memudar, seiring hembusan angin Muson Australia datang di Bulan September. Cuaca berubah panas, musim kemarau tiba di Desa Kembang Ayun. Desa Terisolir yang berada di Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.

“Wika…!” teriak nenek Suratin (75). “Hemat air, jangan dipakai untuk siram bunga, musim kemarau, sulit air”. “iya nek” sahut Wika (15), terdengar lirih dari Pos Komando Taktis (Kotis) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-118 Kodim 0408/Bengkulu Selatan.

Tak lama, suara sang nenek senyap, seiring terdengar suara derap langkah kompak ratusan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta dua alat berat datang pagi itu.

“Bersama rakyat kita mulai pembangunan, ayo semangat!” tegas Letkol Inf. Aswin Suladi, SE, M.Ak, Komandan Kodim 0408/Bengkulu Selatan memberi arahan prajurit yang berbaris rapi.

“Siap”, sahutan kompak prajurit gagah berwibawa yang terdiri dari anggota TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Laut (AL) yang tergabung dalam tim Satuan Tugas (Satgas) TMMD. Tampak pula, sejumlah personel kepolisian, tim penyuluh, tim kesehatan dan tim teknis, serta masyarakat Desa Kembang Ayun.

Komando Dansatgas Letkol Inf Aswin Suladi, menderap semangat Satgas TMMD, bersatu padu manunggal bersama rakyat menggarap sasaran fisik pembukaan badan jalan sepanjang 2.000 meter dengan lebar 7 meter, pembuatan plat Duiker 3 unit, pembuatan 1 unit jembatan serta sasaran fisik tambahan rehab RTLH, pembuatan sumur bor, pos kamling, lapangan sepak bola dan rehab masjid.

Sejumlah peralatan dan material bangunan telah disiapkan. Penggarapan terbagi beberapa shift, prajurit dan masyarakat ditempatkan di beberapa titik sasaran fisik, sesuai tugas masing-masing. “Mengingat perlu menjaga stamina, bertahap juga dilakukan cek kesehatan”, ujar Dansatgas, memperhatikan semua orang yang terlibat dalam pembangunan.

Kemudian, Dansatgas Letkol Aswin menghampiri nenek Suratin, memberi pemahaman, “mengatasi kekeringan, kami membuat sumur bor di sini nek”, kata Dansatgas, yang sebelumnya menerima laporan personelnya dari Pos Kotis soal kesulitan nenek Suratin mendapatkan air bersih akibat kemarau.

“terimakasih pak, sudah mengatasi kesulitan kami”, ungkap nenek Suratin sumringah, tersirat wajah tenang penuh harapan manunggal air didesanya, yang juga mengungkapkan akibat kemarau, warga lainnya mengambil air ke sungai yang cukup jauh untuk kebutuhan sehari-hari. 

(Nenek Suratin saat menampung air bersih. Tandon air, diangkut mobil pickup, air bersih didistribusikan ke masyarakat Desa Kembang Ayun)
(Nenek Suratin saat menampung air bersih. Sementara waktu, mengatasi kesulitan warga, Mobil Pikap didesign mengangkut tandon air berkeliling mendistribusikan air bersih)
  • Tiga Pertimbangan

Jalan setapak, tebing curam, kawasan kebun berbukit dan melewati dua sungai kecil. Kondisi itu dikeluhkan masyarakat Desa Kembang Ayun, yang mayoritas petani kelapa sawit.

Dadang Nopian (32), salah satu warga Desa Kembang Ayun menceritakan, kondisi kebunnya, sangat sulit dijangkau.

“Masih jauh sekali untuk mengangkut buah sawit menuju ke jalan (tempat pengangkutan tandan buah sawit). Menuju jalan tersebut kami melewati sungai, ada dua sungai kecil”, ungkapnya, saat mengutarakan keluh kesahnya ke anggota Kodim 0408/Bengkulu Selatan yang memantau sulitnya proses panen buah sawit yang Dadang lakukan, sebelum program TMMD Reguler 118 dimulai.

Senada diceritakan Robi Irawan (32) yang juga petani sawit, warga Desa Kembang Ayun. “Kami ini sangat sulit sekali mengangkut hasil panen kelapa sawit. Jalan jelek, masih banyak lobang-lobang, menyeberangi sungai. Terkadang, apabila turun hujan deras, kami tidak bisa pulang, terhalang semua kalau tidak ada jalan, jadi kami sangat berharap kepada pihak Kodim 0408, dapat meringankan beban kami, masyarakat desa Kembang Ayun ini. Agar kami dapat mengeluarkan hasil produksi secara maksimal”.

babinsa
(Dadang saat mengambil buah sawit yang lepas terguling ke tepian sungai kecil dibantu Babinsa setempat, saat mininjau kesulitan warga binaannya)

Menjawab kesulitan masyarakat itu, Dansatgas Letkol Aswin lantas menerangkan, Desa Kembang Ayun dipilih menjadi sasaran TMMD Reguler ke-118.

“Ada tiga pertimbangan, Pertama, Terisolir, Desa Kembang Ayun ini merupakan desa induk, mengalami pemekaran menjadi beberapa desa, namun, justru tertinggal dan terisolir, belum semaju seperti desa-desa lainnya hasil pemekaran. Kedua, Masyarakat Kesulitan mengeluarkan hasil Petanian, hasil pertanian warga Desa Kembang Ayun, masih sangat sulit untuk dikeluarkan, karena tidak ada akses jalan sentra produksi yang memadai. Ketiga, Jalan Penghubung Desa, mewujudkan akses jalan penghubung ke Desa Tambangan yang sejarahnya masih memiliki kekerabatan karena merupakan desa pemekaran dari Desa Kembang Ayun”, urainya.

  • Membelah Bukit

Beranjak siang, panas terik matahari menyengat ubun-ubun, Letkol Aswin menuju bukit jalur perkebunan kelapa sawit untuk meninjau pekerjaan sasaran fisik.

Bongkahan batu besar, tebing berlapis akar pohon kelapa sawit dibelah menggunakan alat berat Bulldozer dan Escavator. Berjibaku, Satgas TMMD bersama warga gotong-royong menggiring proses pembukaan jalan sentra produksi yang menjadi jantung perekonomian masyarakat Desa Kembang Ayun itu.

Tetes keringat bercucuran dari tubuh Satgas, menandakan sulitnya medan pembukaan badan jalan. Bersemangat, Satgas TMMD terus menggempur pekerjaan, beberapa pohon kelapa sawit ditumbangkan dengan Escavator, pelepah berduri sesekali menggores tangan dan kaki prajurit ketika pembersihan.

Terpeleset, terguling, sepatu booth prajurit tak mampu menumpu dengan baik sesaat memijak tebing-tebing bukit jalur pembukaan badan jalan. “Tetap semangat”, teriak salah satu Satgas, mengarahkan alat berat yang digerakkan untuk menggempur tanah, bebatuan dan semak-semak bercampur pelepah-pelepah kelapa sawit.

Sejenak beristirahat, seteguk air putih dalam jerigen meredam haus keletihan para prajurit siang itu. Semangat juang teriring harapan masyarakat, menitipkan impian yang sudah lama dinanti.

(Membelah bukit menembus keterisolasian. Tim Satgas mewujudkan impian masyarakat Desa Kembang Ayun)
(Membelah bukit menembus keterisolasian. Tim Satgas mewujudkan impian masyarakat Desa Kembang Ayun)

“Jalan ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menghubungkan Desa Tambangan, sekaligus memudahkan masyarakat mengangkut hasil pertanian dan perkebunan, baik itu dari Desa Kembang Ayun maupun Desa Tambangan, sehingga akan memperkecil biaya transportasi”, kata Dansatgas Letkol Aswin, sembari menunjukkan bagian tersulitnya pembukaan badan jalan yang harus membelah bukit kurang lebih setinggi 5-7 meter dengan lebar badan jalan 7 meter.

Kesulitan itu, karena bukitnya cukup tinggi, tanahnya bercampur batu dan akar pohon kelapa sawit.

  • ‘Jembatan Emas’

Hari-hari berganti, progres sasaran fisik di beberapa titik telah menunjukkan hasil. Senyum Letkol Aswin menyiratkan kepuasan atas kinerja prajuritnya dan penuh apresiasi ke masyarakat yang turut membantu.

“Sasaran fisik itu merupakan ‘jembatan emas’ kemajuan desa dengan segala pontensinya”, ungkap Letkol Aswin mencontohkan, “Seperti pembangunan lapangan sepak bola, selain untuk mendorong generasi jadi atlet, juga dapat dijadikan tempat gelaran event ataupun momen-momen tertentu dalam sektor olahraga. Bahkan memungkinkan untuk menumbuhkan perekonomian baru disektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)”.

Kemudian akses jalan, juga dapat menjadi jalan lintas utama. Sebab, jalan yang biasanya dilewati terlalu jauh, memutar, selisih sekitar 3 Kilometer, jarak tempuh 30 menit sampai 40 menit, jika dibandingkan melintasi jalan yang dibangun saat ini.

“Artinya, jalan ini ke depan dapat ditingkatkan menjadi jalan utama penghubung desa. Lebih luas dan lebih dekat, jika lewat sini hanya 5 menit sampai ke Desa Tambangan”, katanya, yang menjelaskan Desa Tambangan masih ada sejarah kekerabatan karena dulunya merupakan pemekaran dari Desa Kembang Ayun.

(Gotong royong pengecoran plat duiker. Dansatgas Letkol Inf. Aswin memastikan pekerjaan lancar)
(Gotong royong pengecoran plat duiker. Dansatgas Letkol Inf. Aswin memastikan pekerjaan lancar)

Manfaat lainnya, perekonomian warga Desa Kembang Ayun yang mayoritas petani sawit pasti terangkat. “Akses jalan ditengah perkebunan sawit, memastikan semua tandan buah sawit bisa diangkut untuk dijual, yang sebelumnya ketika musim hujan sebagian tandan buah sawit tak dapat diangkut”, jelasnya.

Letkol Aswin juga menerangkan, seiring berkembangnya desa, jumlah permukiman pasti bertambah, “jalan yang luas ini membentang sepanjang 2.000 meter, permukiman warga bisa bertambah di lintas jalan ini, karena juga menembus Desa Tambangan”, kupasnya, menilik potensi ke depan, yang juga menilai harga jual tanah akan semakin mahal.

Menyentuh, mewujudkan impian rakyat menjadi dasar perjuangan Patriot NKRI itu. Bukan hanya sekedar memberi solusi terkini, namun juga menciptakan prospek ke depan untuk lintas generasi penerus bangsa dan kesejahteraan rakyat, khususnya bagi masyarakat Desa Kembang Ayun.

  • Atasi Kesulitan Rakyat, Tak Lagi Terisolir

Suara gemercik air sungai mengalir pelan, isyaratkan sungai mulai mengering dilanda musim kemarau, Letkol Aswin melanjutkan peninjauannya, memastikan pengerjaan sasaran fisik berjalan lancar, mulai di titik pembangunan plat duiker hingga ke pembangunan jembatan, yang jaraknya kurang lebih 100 meter dengan berjalan kaki. Menyapa para prajurit dan masyarakat penuh keakraban, sesekali tangannya menunjuk, memberi arahan dalam proses pembangunan.

“Kami pastikan, semua pekerjaan tercapai target selama 1 bulan, berakhir pada 19 Oktober 2023. Dropping material yang sudah dilakukan, cukup sampai akhir pekerjaan. Sinergitas TNI-Polri dan masyarakat, serta dukungan pemerintah daerah benar-benar untuk visi kemajuan desa”, katanya.

(Batu-batu besar dipecah untuk menambah material pengerasan sebagian jalan yang masih berlumpur. Tim Satas dan masyarakat kompak bergotong-royong dalam sasaran fisik plat duiker)
(Batu-batu besar dipecah untuk menambah material pengerasan sebagian jalan yang masih berlumpur. Tim Satgas dan masyarakat kompak bergotong-royong dalam sasaran fisik plat duiker)

Pembangunan sasaran fisik jalan, plat duiker serta jembatan, lanjut Dansatgas Letkol Aswin, menjawab harapan masyarakat, juga bagi Dadang Nopian dan Robi Irawan, petani sawit, yang sebelumnya mengeluhkan sulitnya mengangkut tandan buah sawit ketika panen kepada anggota Kodim 0408/Bengkulu Selatan.

“Apa yang dialami Dadang dan Robi, teratasi, begitupun para petani sawit lainnya, yang mengalami hal yang sama”, jelasnya lega, yang juga menjelaskan progres sasaran fisik lainnya, seperti pembuatan sumur bor, rehab RTLH dan Masjid, pembuatan Pos Kamling, sudah menunjukan progres yang baik. Terlebih pembangunan lapangan sudah selesai dikerjakan. 

Pemerataan pembangunan dengan anggaran Rp1 miliar itu dinanti masyarakat. Letkol Aswin terus memacu pekerjaan hingga tuntas.

  • Tidak Disangka

Bercengkrama mempererat kemanunggalan, Kepala Desa dan sejumlah warga serta beberapa Satgas TMMD berkumpul di Pos Kotis siang itu. Suguhan gorengan dan Kue Tat khas ‘Bumi Sekundang Setungguan’ menggoda diatas meja. Aroma kopi hitam robusta 1001 khas Bengkulu pun menggugah selera.

Sembari bersantap dan ngopi bareng, Kepala Desa (Kades) Kembang Ayun, Mawanudin (54) mengisahkan sejarah desa yang dipimpinnya, yang dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan perkembangan. Diakuinya, akses jalan yang digarap TNI dalam program TMMD ini awalnya tidak disangka, mimpi saja tidak, kalau bakal dibangun jalan, karena di kawasan kebun kelapa sawit dan berbukit serta ada dua sungai kecil.

“Kebun kelapa sawit menjadi jantung perekonomian warga, sebelumnya kami kesulitan mengeluarkan hasil tandan buah sawit setiap panen, karena berbukit, jalan yang biasanya kami lalui terjal dan ada jurang cukup curam. Maka dari itu, warga sangat antusias membantu tanpa diminta, ketika program TMMD ini dilaksanakan di desa kami”, ungkap Kades.

(Bercengkrama, satgas TMMD dan masyarakat menunjukan kemanunggalan semakin erat disela-sela istirahat pengerjaan sasaran fisik)
(Bercengkrama, satgas TMMD dan masyarakat menunjukan kemanunggalan semakin erat disela-sela istirahat pengerjaan sasaran fisik)

Seruput kopi sambil menikmati Kue Tat, Kades Mawanudin melanjutkan obrolannya, “Ini sangat membantu kami, ini memberi solusi kesulitan kami selama ini, langsung bermanfaat. Tentu kami sangat berterimakasih pada TNI, sentuhannya mengeluarkan kami dari kesulitan”, ungkapnya penuh apresiasi.

Hmm..! "enak kue ini, Kue Tat atau Bay Tat namanya, merupakan kue khas tradisonal masyarakat Bengkulu Selatan yang tampilannya berbentuk bulat, diambil dari bentuk bunga yang indah. Diukir sedemikian rupa tergantung kreativitas pembuatnya, terlapisi selai nanas di bagian atasnya semakin menggugah selera", seru Kades Mawanudin, diiyakan beberapa warga dan anggota Satgas TMMD mengangguk diiring senyum kagum dengan kue indah dan nikmat itu.

Sumringah diwajahnya, Kades Mawanudin berucap, “terimakasih TNI, awalnya kami tidak menduga bakal terbangun jalan disitu, masyarakat disini sangat senang.  Terus terang saja, saya ingin desa ini lebih maju, dan harapan itu mulai terwujud”.

Kesederhanaan berbalut canda tawa siang itu, mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat kian erat.

  • Babinsa (Pengayom dan Solusi)

Kayu lapuk berongga, atap usang, perabotan berserakan, dinding kusam tak terawat. Bangunan tua kediaman nenek Rohani (91) tak luput dari pantauan Peltu Suyudi, Babinsa wilayah setempat.

Warga binaanya itu kehidupannya cukup memprihatinkan, sehingga diusulkan bersama aparat desa untuk mendapatkan rehab RTLH (Rumah Tak Layak Huni) pada program TMMD Reguler ke-118.

“Alhamdulillah, rezeki itu datang padanya. Tiba waktunya di hari tua, menikmati tempat tinggal yang layak”, ungkap Peltu Suyudi, sembari menerangkan selama rumahnya direhab, nenek Rohani tinggal sementara bersama anaknya.

Sementara nenek Rohani mengucap syukur dan terimakasih atas bantuan TNI. “Terimakasih Segalonyo (segalanya)”, ucapnya dengan penuh haru, ketika dikunjungi Katim Wasev Sterad, Kolonel Kav. M. Jaelani didampingi Dansatgas Letkol Aswin dan rombongannya.

Penuh rendah hati, Kolonel Kav. M. Jaelani saat itu mencium tangan nenek Rohani, sembari berujar, “semoga bermanfaat rumahnya bu, senang dibuatkan rumah?”, “Aamiin, iya senang”, sahut nenek Rohani dipandu Kades Mawanudin dan warga setempat yang menyaksikan suasana penuh haru bahagia nenek 91 tahun itu.

(Gotong Royong, Satgas TMMD dan Masyarakat sulap RTLH jadi layak huni)
(Gotong Royong, Satgas TMMD dan Masyarakat sulap RTLH jadi layak huni)
  • Membumikan Nilai-Nilai Pancasila, Pastikan Masyarakat Sehat

Satgas TMMD juga memperhatikan kualitas hidup masyarakat Desa Kembang Ayun melalui Sasaran non fisik dengan penguatan literasi, penyuluhan dan pelayanan. Hal ini, menjadi target benteng masyarakat dalam berbagai pengaruh buruk dari luar, semisal radikalisme, intoleransi, ujaran kebencian saat bermedsos, kriminalitas dan pengaruh narkoba, serta prilaku konsumtif keuangan yang buruk secara digital.

Dansatgas Letkol Aswin menjelaskan, pada Wawasan Kebangsaan, masyarakat diberi pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya peran masyarakat dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan cara membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian, pemahaman yang baik tentang Bela Negara, agar masyarakat bisa lebih menghargai dan memperjuangkan kedaulatan negara serta memahami nilai-nilai Pancasila sebagai landasan bangsa.

Tak hanya itu, untuk mewujudkan masyarakat sadar hukum, juga dilakukan Penyuluhan Hukum bersama Kejari Bengkulu Selatan, agar masyarakat tahu hukum, khususnya, dalam perlindungan anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Undang-undang ITE dan juga persoalan-persoalan lainnya.

“Sebagai benteng perlindungan lintas generasi, Penyuluhan Narkoba juga dilakukan bersama Polres Bengkulu Selatan. Ini untuk mengingatkan masyarakat agar sadar bahaya narkoba, serta generasi muda tidak bersentuhan dengan narkoba setelah mengetahui dampak dan akibat hukum yang ditimbulkan”, urainya.

(Antusias masyarakat Desa Kembang Ayun mengikuti penyuluhan-penyuluhan di Pos Kotis TMMD)
(Antusias masyarakat Desa Kembang Ayun mengikuti penyuluhan-penyuluhan di Puskesmas Kayu Kunyit)

Sementara terkait kemajuan teknologi disektor keuangan atau Literasi e-Money, menggandeng Bank BRI Cabang Manna, masyarakat diberi pemahaman seputar literasi e-money atau kartu pengganti uang sebagai alat transaksi yang terhubung dengan perangkat Komputer dan terkoneksi internet. Masyarakat diberi pemahaman membaca data-data transaksi selama berbelanja dan juga diajarkan literasi finansial agar masyarakat mampu menyusun skala prioritas kebutuhan. Sehingga, masyarakat tidak terjebak dalam prilaku konsumtif keuangan yang buruk secara digital.

Masyarakat juga dibentengi pengetahuan ketahanan pangan, agar terwujud swasembada pangan dan kesejahteraan rakyat melalui penyuluhan Pertanian, menggandeng Dinas Pertanian Bengkulu Selatan.

“Selain sebagai upaya mendukung program ketahanan pangan, ini juga sesuai kebijakan dari Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang bertujuan untuk menciptakan lahan kosong menjadi lahan produktif serta penguatan ketahanan pangan bagi masyarakat”, jelasnya lagi.

Disektor kesehatan, Pencegahan Stunting, Ny. Rosie Aswin Suladi, Ketua Persit KCK Dim 0408/Bengkulu Selatan, mengedukasi masyarakat terkait cara-cara pencegahan, antisipasi dan pengendalian untuk kehidupan yang sehat. Mulai dari ibu-ibu hamil dan juga ibu yang punya anak balita.

“Hal itu juga dibarengi dengan pelayanan Posyandu, Posbindu PTM, guna memastikan kodisi ibu hamil maupun anak-anak balita di Desa Kembang Ayun sehat dan mendapat pelayanan kesehatan yang baik”, jelasnya.

Sambungnya, “Asupan makanan ibu hamil dapat berpengaruh pada tumbuh kembang janin dalam kandungan, maka ibu hamil harus tahu serta memahami makanan apa saja yang baik dikomsumsi, sehingga kebutuhan asupan nutrisi lengkap dapat diperoleh setiap hari oleh janin dan juga untuk mempersiapkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Masyarakat diimbau mengkomsumsi asupan sehat seperti sayuran, ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, air dan vitamin serta susu ibu hamil. Selain, itu, juga perlu diperhatikan lingkungan yang sehat. Awasi anak dengan baik ketika bermain, kebersihan tempat bermain dan kuku tangan anak-anak, agar tidak tumbuh bakteri dan menyebabkan sakit pada anak-anak”.

Tambahnya, pada Penyuluhan KB Kesehatan, menggandeng Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan masyarakat diajak memperhatikan kesejahteraan keluarga. Hal ini guna mewujudkan Keluarga Indonesia Sehat. Bahwa permasalahan KB Bukan hanya menyangkut kelahiran dua anak saja, namun juga meliputi aspek kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

  • ‘Alap Nian’

Gubernur Bengkulu Prof. Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA, menyambut baik program pemerintah yang bersinergi dengan TNI. Secara khusus, kegiatan TNI Manunggal bersama Rakyat untuk membangun infrastruktur di pedesaan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan. “Mudah-mudahan ini akan mempermudah akses masyarakat, juga kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat semakin baik, Terimakasih TNI”, sebut Gubernur Rohidin penuh apresiasi.

Terpisah, Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi, SE.MM mengaku senang dan bangga, karena selama ini sudah terjalin kemitraan antara TNI dan Pemerintah Daerah Bengkulu Selatan, khususnya di kegiatan TMMD.

“Sinergi lintas sektoral, mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat semakin kuat ke depan”, sebutnya penuh apresiasi serta terus mendukung dan mensupport program TMMD, agar kesejahteraan masyarakat di Bengkulu Selatan kian terangkat.

Di sisi lain, Panglima Kodam (Pangdam) II Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil, mengatakan, TMMD yang dilaksanakan oleh satuan kewilayahan sebagai satuan penugasan, bertujuan untuk membantu pemerintah daerah kabupaten ataupun kota dalam percepatan pembangunan.

“Saya sangat mengapresiasi TNI dan Polri serta pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat yang turut mensukseskan TMMD ke-118. Mari kita tumbuhkan semangat kebersamaan, gotong royong, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat”, tegasnya.

Senada dikatakan Danrem 041/Garuda Emas Brigadir Jenderal TNI Rachmad Zulkarnaen bahwa TMMD bertujuan meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Artinya, dengan kita solid, apa saja bisa diselesaikan”, ungkapnya disela kunjungannya usai menutup TMMD Reguler ke-118.

Sambungnya berharap, “Semua unsur solid, bersatu padu dan punya keinginan memajukan desa Kembang Ayun”.

(Bebatuan disekitar lokasi pengerjaan sasaran fisik disusun tim satgas menguatkan badan jalan yang masih lunak)
(Bebatuan disekitar lokasi pengerjaan sasaran fisik disusun tim satgas menguatkan badan jalan yang masih lunak)

Di tempat berbeda, rasa Syukur dan bahagia diungkapkan Sepriyanti (34), warga Desa Kembang Ayun, “Pokoknya alap nian ini (pokoknya bagus sekali ini), kami tidak sulit lagi mengangkut hasil kebun, yang dulunya jalan setapak, kini mobil pengangkut langsung bisa masuk”, ungkapnya penuh semangat.

Sambungnya,”Dimusim kemarau ini, dibuatkan sumur bor, masjid direhap, ada juga rumah Nenek Rohani di rehap. Sip nian, pokoknya sip nian”, serunya dengan menggunakan logat bahasa daerah Bengkulu Selatan.

Senada dikatakan Yosi Eka Sumarni (33), “Kami warga Desa Kembang Ayun mengucapkan terimakasih kepada Bapak TNI, dengan adanya pembangunan ini, hasil panen kami tidak lagi susah diangkut dan lancar, sekali lagi terimakasih TNI”, sebutnya kalem.

Berbagai aspek kehidupan lainnya terkait peningkatan ekonomi, tentu prospek terwujud ke depannya.

Pemerataan pembangunan berkat TNI dan dukungan Pemerintah Daerah, menjadi “jembatan emas” masyarakat Desa Kembang Ayun menuju kemajuan. (*)

Related News