Menanti Gebrakan Maut Jokowi di Periode Kedua

Minggu, 04/08/2019 - 06:56
Presiden Joko Widodo

Presiden Joko Widodo

Oleh :Teguh Ismoyo )*

Jokowi dan Ma’ruf Amin tinggal menunggu waktu untuk dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024. Suhu politik juga kian menurun meski ada beberapa akrobatik politik yang menarik untuk ditonton.

Pada 14 Juli 2019, Presiden Joko Widodo telah memulai Pidato yang pertama sejak terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia untuk yang kedua kalinya. Pidato tersebut dibacakan di Sentul International Convention Center (SICC).

Dalam pidatonya, Presiden 2 periode tersebut berkomitmen untuk membuat Indonesia lebih produktif serta memiliki daya saing dan fleksibiltas tinggi dalam menghadapi perubahan di dunia.

Selain akan meneruskan pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya alam, Jokowi – Ma’ruf Amin akan berkomitmen membuka pintu investasi selebar-lebarnya.

Dalam pidatonya saat itu Jokowi sempat menyinggung terkait dengan perubahan dunia yang serba cepat dan harus disikapi secara tepat oleh pemerintah dan bangsa Indonesia.

Menperin juga menanggapi terkait dengan upaya Jokowi dalam membuka pintu investasi, Pemerintah Indonesia telah mengupayakan banyak pemberian fasilitas insentif fiskal kepada para investor. Misalnya yang akan segera diluncurkan adalah super deductible tax, yaitu insentif fiskal untu perusahaan-perusahaan yang aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan guna menghasilkan inovasi serta terlibat dalam program pendidikan vokasi.

Pada periode kedua ini, Jokowi akan lebih fokus dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) terutama di sektor industri, setelah periode pertama menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur.

Hal ini karena Indonesia akan memperoleh bonus demografi. Dimana dengan banyaknya populasi anak muda yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z yang siap memimpin di era ekonomi milenial.

Tentunya dengan bonus demografi tersebut, Indonesia memiliki aspirasi besar untuk menjadi 10 besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030. Bahkan, pada tahun 2045 atau bertepatan dengan peringatan 100 tahun Kemerdekaan Indonesia, diproyeksikan untuk kekuatan ekonominya mampu menempati peringkat ke-4 dunia.

Untuk memanfaatkan bonus demografi tersebut, Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) telah melakukan beberapa program strategis, antara lain adalah pendidikan vokasi link and amtch, pelatihan 3 in 1, serta pembangunan politeknik di kawasan-kawasan industri.

Melalui program tersebut, Sumber Daya Manusia SDM yang disiapkan dapat langsung bekerja di berbagai sektor industri, sehingga tenaga kerja diciptakan sudah sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini.

Hal tersenut tentu sesuai dengan implementasi dari program prioritas yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

Harapannya dengan adanya kondisi politik dan keamanan yang stabil serta didorong oleh pembangunan SDM yang kompeten, tentu bukan tidak mungkin perekonomian di Indonesia akan jauh semakin baik di masa mendatang khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, yang juga akan memberikan dampak positif bagi investor dari berbagai negara.

Dalam sebuah kesempatan, Presiden Jokowi juga memastikan komitmen pemerintah untuk penguatan SDM, dimana ia mengingatkan akan pentingnya pembangunan SDM sebagai investasi jangka panjang bagi pembangunan sebuah bangsa.

Perhatian pemerintah dalam pembangunan SDM dimulai dengan peletakan sistem pendidikan yang menguatkan karakter anak didik.  Penguatan karakter anak berjalin kelindan dengan penguatan akhlak (moral) anak didik sejak dini.

Akhlak yang memiliki dimensi cukup luas dapat dikerucutkan pada pembentukan karakter anak didik yang peduli dengan sesama, sikap gotong royong, welas asih, dan tak kalah penting penanaman sejak dini yakni sikap antikorupsi dan antikolusi yang merupakan masalah serius yang saat ini dihadapi bangsa Indonesia.

Selain itu komitmen pemerintahan Jokowi dalam bidang penguatan SDM yang lainnya adalah, penyediaan dana abadi riset di Indoneia. Aktifitas riset harus ditujukan pada pengembangan keilmuan yang ditujukan pada penguatan SDM dan kebermanfaatan seluas-luasnya bagi kemajuan Indonesia di berbagai bidang. Karena riset tak lain merupakan wajah intelektualitas bangsa Indonesia.

Selain itu program pengiriman buku gratis melalui layanan PT Pos Indonesia yang digulirkan pemerintah beberapa waktu lalu dapat dilihat sebagai upaya nyata untuk mendorong pemerataan literasi di seluruh pelosok Nusantara.

Pembangunan SDM baik melalui pendidikan maupun pelatihan merupakan langkah strategis pemerintahan Jokowi untuk memastikan bahwa pada 2030 bonus demografi dapat memberikan dampak nyata bagi kemajuan NKRI.

)* Penulis adalah pengamat sosial politik

Kpu Bitung

Related News