
ilustrasi.net
Oleh: Naia Trianisa Pangestu (Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)
Ketika kecil, hidupku dipenuhi dengan kemewahan. Papahku, seorang pengusaha sukses, selalu membelikan barang-barang mahal yang bisa aku sombongkan kepada teman-temanku. Setiap kali aku menginginkan sesuatu, papah akan berusaha memenuhi keinginanku tanpa ragu. Sepeda baru, gadget terkini, atau pakaian bermerk, semuanya terasa mudah didapatkan. Papah adalah pahlawan yang selalu ada untuk memenuhi setiap kebutuhanku, membuatku merasa istimewa di antara teman-temanku. Masa kecilku penuh dengan keceriaan dan kebanggaan. Aku merasa bahwa kami adalah keluarga yang sempurna, tanpa kekurangan.
Namun, kehidupan tak selalu berjalan sesuai rencana. Ketika aku beranjak remaja, bisnis papah mengalami kebangkrutan. Keadaan ekonomi keluarga kami berubah drastis. Dari yang serba berkecukupan, kami harus beradaptasi dengan keadaan yang serba pas-pasan. Hal ini memicu banyak pertengkaran di rumah, membuat suasana keluarga menjadi tegang dan tidak nyaman. Rumah yang dulu menjadi tempat paling nyaman, berubah menjadi tempat yang paling dibenci. Setiap hari terasa seperti medan pertempuran, dengan ketegangan yang terus meningkat.
Sebagai seorang anak, awalnya aku merasa marah dan tidak mengerti mengapa semua ini harus terjadi. Kenapa hidup kami berubah seketika? Kenapa papah tidak bisa mempertahankan
usahanya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalaku, membuatku semakin jauh dari papah. Aku mulai merindukan masa-masa indah ketika segala sesuatunya terasa mudah dan menyenangkan. Aku tidak bisa memahami kenapa papah, yang dulu begitu kuat dan mampu, sekarang tampak begitu rentan dan tak berdaya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, aku mulai memahami situasi sebenarnya. Aku mulai melihat betapa kerasnya papah bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dari pagi hingga malam, papah tak kenal lelah bekerja. papah mengendarai kendaraan sepanjang hari, bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam. Aku melihat bagaimana papah berjuang, melawan lelah dan kesulitan, demi memastikan aku dan keluarga tetap bisa hidup layak. Setiap tetes keringatnya adalah bukti cinta dan dedikasi yang luar biasa.
Ada satu momen yang sangat membekas di ingatanku. Suatu malam, setelah hari yang panjang, papah duduk bersamaku di ruang tamu. Dengan mata yang lelah tapi penuh kasih, ia berkata,
"Semua hal akan dilakukan papah asalkan kamu mendapatkan hal terbaik di dunia ini." Kata-kata itu menyadarkanku akan pengorbanan papah selama ini. Ketika dulu aku hanya melihat kemewahan sebagai bukti cinta, kini aku melihat kerja keras dan pengorbanan sebagai bentukcinta yang sebenarnya. Aku pun mengingat segala harapan yang papah punya untuk diriku itu akan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku. Kasih sayang dan pengorbanan jauh lebih berharga daripada barang-barang mahal.
Perubahan cara pandang ini mengubah hidupku. Aku mulai melihat kehidupan dari perspektif yang berbeda. Aku belajar menghargai hal-hal kecil yang dulu aku anggap sepele. Ketika papah pulang larut malam dan masih sempat menanyakan bagaimana hariku, aku merasakan cinta yang tulus. Ketika papah dengan sabar mendengarkan keluh kesahku, aku tahu bahwa ia peduli.
Hal-hal sederhana inilah yang membuatku menyadari betapa besar cinta papah.
Papah adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam hidupku. Ia memberiku pelajaran hidup yang sangat berharga. Aku belajar untuk lebih menghargai usaha dan cinta dalam bentuk yang paling sederhana. Karena di balik setiap kerja kerasnya, ada cinta yang tulus dan keinginan agar aku mendapatkan yang terbaik di dunia ini. Dan untuk itu, aku akan selalu berterima kasih kepada papah, sosok yang telah mengajarkanku makna sejati dari pengorbanan dan ketulusan cinta.
Kini, setiap kali aku menghadapi tantangan dalam hidup, aku selalu mengingat perjuangan papah. Ketika aku merasa putus asa, aku teringat betapa papah tidak pernah menyerah. Ia selalu berusaha, tidak peduli seberapa sulit situasinya. Ketika aku merasa tidak mampu, aku mengingat betapa papah selalu berjuang demi kami. Ia adalah inspirasiku untuk terus maju dan berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal yang aku lakukan.
Hubungan kami telah melalui banyak ujian, tetapi setiap ujian itu membuat kami semakin kuat. Dari kemewahan hingga kesederhanaan, kami belajar untuk saling mendukung dan mengerti.
Kini, aku memahami bahwa cinta papah bukan hanya tentang memberikan apa yang aku inginkan, tetapi juga tentang memberikan apa yang aku butuhkan.
Pengalaman ini juga mengajarkanku untuk lebih peka terhadap perjuangan orang lain. Aku belajar bahwa di balik setiap kesulitan, ada cerita perjuangan yang tidak terlihat. Aku belajar untuk tidak menghakimi orang lain berdasarkan penampilan atau status mereka, karena aku tahu betapa beratnya perjuangan di balik layar.
Dalam setiap langkah hidupku, aku akan selalu mengingat pelajaran dari papah. Ketulusan, pengorbanan, dan kerja kerasnya akan selalu menjadi pedoman dalam hidupku. Dan aku berharap, suatu hari nanti, aku bisa memberikan hal yang sama kepada anak-anakku – cinta yang tulus, pengorbanan tanpa pamrih, dan pelajaran hidup yang berharga. Sebagai seorang anak, aku berjanji untuk selalu menghargai dan menghormati papah, yang telah memberikan segalanya demi kebahagiaanku.