Forkopimda Tulungagung Ikuti Prosesi Upacara Adat Jamasan Pusaka Tombak Kyai Upas

Jumat, 28/07/2023 - 18:10
Dandim 0807/Tulungagung Letkol Czi Nooris Agus Rinanto S.I.P bersama Forkopimda Tulungagung saat mengikuti prosesi upacara adat jamasan atau pencucian pusaka Kanjeng Kiai Upas di Pendapa Kanjengan Kepatihan Kelurahan Kepatihan Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Jumat (28/07/2023).
Dandim 0807/Tulungagung Letkol Czi Nooris Agus Rinanto S.I.P bersama Forkopimda Tulungagung saat mengikuti prosesi upacara adat jamasan atau pencucian pusaka Kanjeng Kiai Upas di Pendapa Kanjengan Kepatihan Kelurahan Kepatihan Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Jumat (28/07/2023).

Klikwarta.com, Tulungagung - Komandan Kodim 0807/Tulungagung Letkol Czi Nooris Agus Rinanto S.I.P bersama Forkopimda Tulungagung mengikuti prosesi upacara adat jamasan atau pencucian pusaka Kanjeng Kiai Upas di Pendapa Kanjengan Kepatihan Kelurahan Kepatihan Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Jumat (28/07/2023).

Pusaka ini merupakan peninggalan dari bupati terdahulu. Upacara adat diawali dengan kirab air suci yang diambil dari sejumlah mata air di Tulungagung. Air tersebut selanjutnya diserahkan ke Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dan sebagian dimanfaatkan untuk prosesi jamasan.

Menurut Maryoto prosesi jamasan rutin digelar setahun sekali pada bulan Sura dalam penanggalan Jawa. "Jamasan ini kami ambil pada pasaran Kliwon dan bertepatan dengan hari Jumat," kata Bupati Tulungagung.

b

Dalam tradisi ini, pusaka yang sebelumnya disimpan di dalam kanjengan, dibawa keluar oleh Bupati dan Wakil Bupati untuk dibawa ke tempat jamasan. Pencucian pusaka dipimpin oleh tokoh adat setempat. Tombak tersebut dibuka dan dilakukan prosesi jamasan. Pada tahap ini mata tombak dibersihkan dengan sikat hingga jeruk nipis

Pembersihan dilakukan agar pusaka tersebut tetap terjaga dan tidak berkarat. Usai dibersihkan, piandel Kabupaten Tulungagung tersebut disimpan kembali di dalam pendapa Kanjengan Kepatihan. Setelah jamasan, prosesi dilanjutkan dengan selamatan atau kenduri bersama yang diikuti oleh tokoh masyarakat dan pimpinan daerah.

Bupati Tulungagung menjelaskan pusaka Kiai Upas merupakan warisan dari Bupati Ngrawa atau Tulungagung. Pusaka ini awalnya dirawat oleh ahli warisnya, namun seiring berjalannya waktu tombak Kiai Upas diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Tulungagung.

"Pusaka ini mengandung nilai-nilai luhur dari sejarah berdirinya Kabupaten Tulungagung dari sebelumnya Kabupaten Ngrawa," imbuhnya.

Bupati menjelaskan, tombak Kiai Upas konon dimanfaatkan oleh pemimpin daerah kala itu untuk menghalau penjajah agar tidak masuk ke wilayah Tulungagung. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, prosesi jamasan yang biasanya digelar di Kantor Arsip Tulungagung kini kembali dilakukan di Pendapa Kanjengan.

"Jadi ini kembali ke rumahnya, setelah Kanjengan ini oleh pemerintah Tulungagung dibeli, maka prosesi upaca jamasan juga kembali ke sini," ujarnya.

Bupati menyebut, upacara adat jamasan diproyeksikan akan menjadi destinasi wisata budaya dan religi di Tulungagung. Mengingat tradisi tersebut banyak mengandung nilai-nilai luhur.

Kontributor: Arif

Related News