Berlindung di Balik Terpal Pasar Tradisional

Selasa, 11/07/2023 - 12:50
Foto Istimewa
Foto Istimewa

Oleh : Pika Piqhaniah

Klikwarta.com - Riuh angin mengguncang terpal yang terpasang di sepanjang jalan kecil ini. Terpal-terpal itu adalah milik para pedagang yang menyimpan barang jualannya di lapak sederhana di pinggir jalan. Ada banyak pedagang yang memperjuangkan rezekinya di sini, salah satunya adalah Nuri, pedagang tempe di pasar tradisional pagi.

Dinamakan pasar tradisional pagi tentu saja karena pasar ini hanya beroperasi di pagi hari. Semuanya akan kembali menjadi jalan raya setelah matahari semakin tinggi.

Setelah hari semakin terang, semua pedagang mulai menutup lapaknya. Mereka berhenti karena para pengendara motor sudah banyak berlalu-lalang. Tentunya, mereka tidak bisa memaksakan kehendak untuk tetap berada di sana. Mereka berada di sisi jalan yang seharusnya memang digunakan oleh para pengendara.

Sebenarnya, sudah ada tempat yang layak untuk mereka berjualan. Namun, uang sewa yang begitu besar membuat mereka memilih untuk berjualan di tempat yang kumuh ini. Banyak sampah yang bertumpuk di sekitar pasar. Jika hujan turun, banyak air yang menggenang di lubang-lubang jalan yang cukup besar. Air itu tak jarang meluap dan membuat pasar menjadi becek.

Berjualan tempe di pasar ini adalah kegiatan Nuri sejak kecil. Dulu, Nuri hanya menemani ayahnya berjualan di pasar tersebut. Namun, saat ini ia harus menggantikan tugas ayahnya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ayahnya yang sudah memiliki lapak tetap di bagian pasar paling ujung harus berhenti berjualan karena mengidap penyakit kronis yang mengharuskannya untuk beristirahat di rumah.

Meskipun hanya berjualan di tempat sederhana ini, Nuri mampu membantu kehidupan keluarganya. Setiap subuh, ia akan sudah berada di pasar untuk menyiapkan lapak yang akan dibuka. Tempe-tempe yang ia jual merupakan tempe buatan ibunya. Tempe tersebut dibuat dari kedelai asli yang dibungkus menggunakan daun pisang.

Harga yang ditawarkan Nuri kepada para pembeli cukup terbilang murah. Satu tempe berukuran besar hanya ia jual dengan harga Rp10.000 sedangkan yang kecil hanya ia bandrol dengan harga Rp5000 saja. Hal tersebut karena ia harus mengikuti standar harga berjualan di pasar tradisional. Meskipun begitu, keuntungan yang didapat Nuri sudah cukup untuk melanjutkan usahanya tersebut dan juga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari keluarganya.

Selain Nuri, pasar ini juga menjadi tempat banyak orang lainnya untuk mengadukan nasib hidupnya. Banyak pedagang kecil yang menjual berbagai macam jenis sayuran dan daging-dagingan. Meskipun harus bersaing dalam satu tempat, rasa kekeluargaan mereka cukuplah erat. Mereka saling membantu saat ada pembeli yang datang ke lapak pedagang di sebelahnya.

Meskipun waktu berjualan mereka hanya sebentar, barang dagangan yang mereka jual tak jarang habis. Hal tersebut karena tak sedikit juga orang yang lebih tertarik untuk berbelanja di pagi hari. Selain udaranya yang masih segar, berbelanja di pagi hari juga menjamin ketersedian bahan yang akan dibeli masih segar, banyak, dan murah jika dibandingkan dengan berbelanja di pasar modern yang ada.

Pasar ini menjadi tempat berharga bagi Nuri. Selain sebagai tempat mencari rezeki, di sini juga Nuri mendapatkan banyak pengalaman berharga karena dapat bertemu dengan banyak orang dan para pedagang yang memberikan warna dalam kehidupannya. Meskipun harus berjualan di tempat terbuka yang merupakan jalan bagi para pengendara, Nuri merasa pasar ini sangat membantu perekonomian banyak orang.

Merasakan teriknya matahari ketika terbit, dan merasakan dingin di kala musim hujan sudah menjadi kebiasaan bagi Nuri dan pedagang pasar lainnya. Meskipun hanya bisa berlindung di balik selembar terpal, tetapi mereka tetap bersemangat untuk berjualan dan mencari uang.

Begitulah keadaaan pasar tradisional pagi. Nuri yang berada tepat di bawah terpal yang melindungi lapaknya itu tersenyum ke arah pembeli yang sedang memilih dan menawar tempe yang dijualnya. Angin yang tadinya kencang kini mulai tenang dan berhembus perlahan. Angin itu menambah suasana segar di pagi hari di dalam pasar tradisional ini.

Related News