Epik 30 Jam Wayang Kulit, Puluhan Dalang Karanganyar Sajikan Lakon Kolosal dalam Peringatan Hari Wayang Nasional dan Dunia

Jumat, 07/11/2025 - 23:22
Pementasan lakon Seta Ngraman oleh Ki Sulardiyanto mengawali Pagelaran Wayang Kulit 30 Jam Nonstop dalam rangka Hari Wayang Nasional dan Dunia, di Desa Suruh, Tasikmadu, Karanganyar, Jumat (7/11/2025) malam.

Pementasan lakon Seta Ngraman oleh Ki Sulardiyanto mengawali Pagelaran Wayang Kulit 30 Jam Nonstop dalam rangka Hari Wayang Nasional dan Dunia, di Desa Suruh, Tasikmadu, Karanganyar, Jumat (7/11/2025) malam.

Klikwarta.com, Karanganyar  – Perhelatan budaya Pagelaran Wayang Kulit 30 Jam Nonstop digelar oleh Paguyuban Dalang Karanganyar sebagai persembahan utama dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional dan Dunia yang jatuh pada 7 November, tanggal bersejarah penetapan wayang oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai A Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tahun 2003.

Hajatan akbar pelestarian seni tradisi adiluhung Jawa ini diselenggarakan di kediaman Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar.

Pagelaran maraton ini tidak hanya sekadar tontonan, tetapi juga menjadi penegasan atas komitmen terhadap warisan budaya tak benda dunia. Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, yang hadir dan membuka acara secara langsung, menyampaikan dukungannya yang kuat.

"Apresiasi yang tinggi untuk para dalang. Ini adalah wujud nyata upaya kita bersama, para pemimpin daerah dan seniman, dalam menjaga dan memajukan seni wayang. Melalui acara seperti ini, posisi wayang kulit sebagai pilar kebudayaan nasional yang harus dijaga kelestariannya semakin teguh," tegas Sumanto dalam sambutannya.

Ketua Paguyuban Dalang Karanganyar menambahkan bahwa kegiatan ini berfungsi ganda: sebagai perayaan global serta ajang konsolidasi dan motivasi bagi para dalang untuk terus berkreasi dan berkarya. Tujuannya adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, akan nilai-nilai luhur yang tersemat dalam setiap cerita pewayangan.

"Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, akan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap lakon wayang, serta memotivasi pelestarian seni budaya Jawa," ungkapnya.

Pergelaran yang dimulai sejak Jumat malam (07/11/2025) pukul 20.00 WIB dan berakhir pada Minggu dini hari (09/11/2025) pukul 02.00 WIB ini, mempertemukan 23 dalang terbaik dari Paguyuban Dalang Karanganyar, baik dalang senior maupun dalang muda.

Secara bergantian, keahlian mereka dipertunjukkan oleh nama-nama seperti Ki Sulardiyanto Pringgo Carito, Ki Waluyo Noto Carito, Ki Anggit Laras Prabowo, Ki Faqih Nugroho,
Ki Bayu Kisworo, Ki Fajri Nur Salim, Ki Sulamo Noto Carito.

Tak ketinggalan pula, Ki Sujarwo Joko Prihatin, Ki Isna Indra Prasetya, Ki Daliyun Darjo Martono, Ki Jati Gondo Sukino, Ki Dwi Hananto Bayu Aji, Ki Sunardi Sabda Carito, Ki Dr Heru Santosa, Ki Aang Wiyatmoko, Ki Madid Darmadi, Ki Hanang Sinardowo, Ki Radipta Husain Asrori, Ki Benowo, Ki Thukul Cipto Wardoyo, Ki Aris Murtopo, Ki Canggih Tri Atmojo, dan Ki Erwanto.

Selama 30 jam penuh, panggung dihidupkan oleh rangkaian lakon epik Baratayudha, bagian dari wiracarita Mahabharata yang mengisahkan peperangan besar antara keluarga Pandawa melawan Kurawa.

Pementasan diawali dengan lakon Seta Ngraman, dilanjutkan dengan kisah-kisah gugurnya para tokoh lewat lakon Bisma Gugur, Ranjaban Abimanyu, Gathutkaca Gugur, Burisrawa Gugur, Durna dan Drupada Gugur, Dursasana Gugur, Karno Tandhing, Salyo Gugur, Yamawidura Sengkuni Gugur, Duryudana Gugur, dan Setyaki Gugur.

Akhir konflik dan regenerasi disajikan lewat Pandhawa Boyong (Destarasta & Gendari Gugur), Parikesit Lahir, Aswatama Nglandhak, Abyaksa Muksa, Udawa Gugur, Jumenengan Parikesit, Parikesit Grogol, Pandhawa Muksa. Pertunjukan diakhiri secara sakral dengan lakon Baladewa Muksa.

Acara Wayang Kulit 30 Jam Nonstop ini berhasil menarik perhatian publik luas dan menjadi penanda kuat bahwa seni pedalangan di Karanganyar tetap lestari dan dinamis.

Pewarta : Kacuk Legowo

Berita Terkait