Lubang Buaya Kota Malang di SDN Madyopuro 1, Ini Kisahnya !

Rabu, 24/01/2024 - 21:49
Peringatan HUT Anak Kolong Kota Malang saat ziarah dan tabur bunga di sumur maut berlokasi di SDN Madyopuro 1 Kota Malang, Rabu (24/1)

Peringatan HUT Anak Kolong Kota Malang saat ziarah dan tabur bunga di sumur maut berlokasi di SDN Madyopuro 1 Kota Malang, Rabu (24/1)

Klikwarta.com, Kota Malang - Kisah Lubang Buaya yang terletak di Monumen Pancasila Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur ternyata juga ada di Kota Malang. Bukti sejarah mengungkapkan sebuah sumur tua dari kejadian agresi militer pertama tahun 1947 menjadi saksi bisu kekejaman penjajah Belanda. Rabu (24/1).

Dalam rangka memperingati HUT Anak Kolong ke -16 tahun 2024 melaksanakan ziarah dan tabur bunga di prasasti Sumur Maut yang berlokasi di kompleks SDN Madyopuro 1 Kec. Kedung Kandang Kota Malang.

Dalam kesempatan tersebut Ketua DHC BPK 45 Kota Malang, Kolonel (Purn) H. Utuh Agung Winarno, ST., MM., menyampaikan rasa kepedulian dan keprihatinan yang mendalam terhadap saksi bisu bukti sejarah keberadaan Sumur Maut. 

.

Dalam kesempatan tersebut Deklarator Anak Kolong yang di pimpin bapak Yudho Nugroho mengatakan, "Kegiatan ini merupakan rutin dilakukan dalam memperingati HUT Anak Kolong ke 16 yang biasanya ziarah ke TMP namun hari ini ke Sumur Maut di SDN Madyopuro 1," ungkapnya.

Dengan tabur bunga dan mendoakan para pahlawan diharapkan kami tidak akan pernah lupa akan sejarah kelam di masa penjajahan dan sebagai bentuk penghormatan atas jasanya para pahlawan yang telah gugur membela NKRI, tambahnya.

Semoga dengan tabur bunga sebagai wujud kepedulian dan perhatian bagi generasi muda untuk selalu mengenang para pahlawannya. 

.

"Besar harapan kami kedepannya pemerintah daerah Kota Malang dapat membangun monumen dan merevitalisasi tempat ini menjadi lebih layak dan bermartabat," pungkas Yudo Nugroho saat memberikan keterangannya kepada awak media via WhatsApp.

Sumur maut terletak di dalam sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Madyopuro 1 Kecamatan Kedungkandang yang berjarak kurang lebih 5 Km dari pusat Kota Malang.

Dari keterangan yang dihimpun, sumur maut ini digunakan penjajah Belanda membuang jasad para pejuang setelah sebelumnya di tembak mati.

.

Menurut cerita dari pendahulu, ada sebelas tentara pejuang yang dibantai dan selanjutnya di masukkan ke sumur maut ini.

Dari plakat yang tertulis di Sumur Maut terdapat tulisan ”Kamis Pon 18 September 1947, sumur ini sebagai saksi bisu bahwa didalamnya telah terbantai sebelas orang pejuang kemerdekaan RI oleh kekejaman serdadu Belanda“.

Di prasasti tersebut juga disebutkan 4 nama pejuang yang dimasukkan ke dalam sumur maut tersebut. Keempat nama tersebut adalah Dulmanan, Suwadi, Ponimin dan Samaun serta terdapat tulisan 7 orang yang tidak diketahui namanya.

.

Namun kondisi sumur maut bersejarah tersebut kondisinya sangat memprihatinkan. Selain berada dibelakang kelas SDN Madyopuro 1, sumur ini juga terlihat tinggal separuh. Separuh bagian lainnya telah menjadi ruang kelas, lokasinya pun sangat sempit dan tidak tampak bahwa sumur tersebut adalah saksi bisu kekejaman pada masa penjajahan yang penuh sejarah yang seharusnya layak di buatkan sebuah monumen atau bangunan yang layak.

Dengan adanya bukti sumur maut tersebut diharapkan menjadi edukasi untuk generasi penerus bangsa sehingga tidak melupakan arti sebuah sejarah. Semoga jajaran instansi pemerintah daerah Kota Malang dapat memperhatikan, merawat dan menjadikan salah satu objek wisata sejarah di Kota Malang. (*)

Pewarta : Arif

Kpu Bitung

Related News