Menang 'Tanpo Ngasorake' Dalam Pemilu Serentak 2024

Selasa, 30/05/2023 - 17:53
Moh. Fachrudin P.U
Moh. Fachrudin P.U

Penulis (Moh. Fachrudin P. U, Pemerhati Pemilu)

Klikwarta.com - Menang tanpo ngasorake, merupakan salah satu filosofi jawa yang sangat mendalam yang artinya menang tanpa merendahkan orang lain, dimana kita diharapkan menjadi seorang yang bijak dengan meraih sesuatu atau kemenangan dengan cara yang bermartabat tanpa merendahkan pesaing atau orang lain. Hal ini berlaku dalam semua aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam Pemilihan Umum atau sering kita singkat dengan Pemilu.

Seperti kita ketahui Pemilu, secara serentak akan dilaksanakan pada tahun 2024, mulai dari Pemilihan Legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tingkat Pusat, provinsi sampai dengan Kabupaten/ Kota serta Pemilihan eksekutif yaitu Kepala Negara (Presiden), Kepala Daerah Tingkat satu (Gubernur) dan Kepala Daerah Tingkat dua (Bupati/Walikota).

Suasana menyambut Pemilu memang belum terasa hangat, karena sampai saat ini (tulisan ini saya buat) tahapan Pemilu baru sampai pendaftaran Bakal Calon Legislatif (bacaleg), dimana ada 24 partai (6 partai diantaranya partai lokal Aceh) sudah mendaftarkan Bacaleg-nya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU)di wilayahnya masing masing.

Hal ini lumrah karena jadwal Pemilu sendiri baru akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan legislatif (DPR, DPRD Tk. I dan DPRD Tk.II) dan 27 November 2024 untuk Pemilihan Gubernur serta Bupati / Walikota.

Meskipun masih tahun depan, sebagai seorang pemilih kita harus mulai bersiap untuk menentukan pilihan. Kita harus bijak dalam melihat segala yang ditawarkan oleh para calon, salah satunya apakah yang dilakukan untuk menarik kita dengan cara yang bermartabat yaitu menang tanpo ngasorake.

Marak dan mudahnya seseorang menyebarkan sebuah informasi di segala lini saat ini perlu kita cermati dalam menentukan pilihan, karena informasi tersebut sangatlah berpengaruh terhadap opini kita terhadap seorang calon, seringkali kita melihat adanya informasi melalui media yang ada mengenai calon yang diinformasikan salah dan tidak tepat sehingga berujung pada pembohongan publik dengan menyebarkan informasi hoax.

Bagi para calon peserta Pemilu, filosofi jawa ini merupakan salah satu hal yang harus menjadi sebuah pijakan. Gunakanlah cara yang bermartabat dalam meraih kemenangan dalam meminang para pemilih, jangan lakukan hal yang merendahkan para pesaing dengan menyebarkan sesuatu yang belum tentu benar adanya, sehingga mempengaruhi pemilih dalam menentukan haknya. Bertarunglah dengan menggunakan konsep visi misi yang baik, janganlah menyebar informasi hoax dan bersifat kebencian. 

Apabila terpilih para calon berkewajiban untuk melaksanakan visi dan misi yang telah disampaikannya pada saat kampanyenya, serta rangkulah semua kalangan dalam mewujudkan apa yang telah dijanjikan, ajaklah semua yang dahulu dianggap pesaing dan jangan menyimpan rasa dendam, karena memenangi pemilu bukanlah sebuah kemenangan yang hakiki, ada tugas dan kewajiban yang menyambut para calon kedepannya, itulah makna mendalam menang tanpo ngasorake dalam sebuah konstelasi Pemilu, karena belum tentu mereka yang kalah pasti lebih buruk dari kita, bisa jadi mereka punya keunggulan yang dapat kita manfaatkan dalam rangka sesarengan membangun bangsa kita.

Kita pasti berharap mempunyai wakil atau seorang pemimpin yang ideal dalam hasil Pemilu ini, bersiaplah menyambut Pemilu serentak 2024 dengan menjadi pemilih yang bijak atau menjadi seorang calon yang bermartabat serta berkomitmen pada janji janji saat masa kampanyenya.

Related News