Sosialisasikan Garda Terdepan Pencegahan Covid-19 adalah Warga

Minggu, 05/04/2020 - 15:09
Anggota DPRD Jawa Timur Hari Putri Lestari melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Jember agar ikut melakukan pencegahan dengan memutus penyebaran virus corona.
Anggota DPRD Jawa Timur Hari Putri Lestari melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Jember agar ikut melakukan pencegahan dengan memutus penyebaran virus corona.

Klikwarta.com, Surabaya - Pandemi wabah covid-19 membuat anggota DPRD Jawa Timur Hari Putri Lestari melakukan sosialisasi kepada masyarakat di daerah pemilihan Jember dan Lumajang agar ikut melakukan pencegahan dengan memutus penyebaran virus corona. 

Tari, sapaan akrab Hari Putri Lestari, mengaku dalam reses kali ini tidak seperti reses sebelumnya yakni menghadirkan 125-155 orang. Tetapi saat ini harus dibatasi maksimal lima orang karena dikhawatirkan adanya penularan virus corona jika menghadirkan banyak orang.

"Sesuai aturan dibatasi maksimal 5 orang sekali pertemuan karena pandemi covid-19," kata Tari saat reses di rumah mantan wakil bupati Jember Kusen Andalas, 
Jalan Pahlawan no 83, Desa Dukuh Dempoh kecamatan Wuluhan Jember, Rabu 1 April 2020.

Lima orang yang dihadirkan dalam reses kali ini adalah tokoh masyarakat, perwakilan PAC PDIP di Jember, petani, dan pemuda. Lima orang itu nanti akan mempresentasikan kepada banyak orang di lingkungannya.

Tari yang merupakan anggota Komisi E DPRD Jatim ini meminta masyarakat agar tidak menganggap sepele terhadap virus Corona. Garda terdepan dalam pencegahan penyebaran virus corona bukanlah para medis. Tetapi masyarakat secara individu dengan menjaga dirinya sendiri.

"Jaga kebersihan, jaga diri dari kerumunan. Ini saya minta tokoh-tokoh yang saya undang agar menyampaikan ke masyarakat," pintanya

Tokoh masyarakat harus dapat memberi pemahaman kepada masyarakat agar selalu waspada dan tidak teledor sehingga menyepelekan virus corona.

"Itu yang saya minta tolong kepada yang kami udang  untuk membantu mensosialisasikan ke komunitasnya," katanya.

Politisi asal PDIP itu menegaskan sebagai anggota Komisi E yang membidangi kesejahteraan rakyat terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pihak rumah sakit untuk selalu melakukan pengecekan dan memastikan kesiapan dalam penanganan covid-19. Seperti halnya dokter, perawat, dan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD). Menghadapi situasi ini, dewan berkerjasama dengan pemerintah sudah menyiapkan fasilitas itu.

Tari menyebut saat ini terjadi kelangkaan masker, karena di toko banyak yang kosong akibat diborong. Padahal yang memborong bukan Pemerintah, melainkan orang tertentu. Dengan kurang tersedianya pelindung diri ini masyarakat harus bisa menjaga diri, dan tidak hanya mengandalkan dari pemerintah saja.

"Supaya mengerti kondisinya, mungkin masker kosong itu yang kita sampaikan. Masyarakat harus bisa menjaga diri sendiri," harapnya

Selain sosialisasi, Tari juga menampung aspirasi dan temuan masyarakat di sekitar lingkungannya.

Dalam jaring aspirasi itu masyarakat menyampaikan adanya banjir di tempatnya, alat kelengkapan sekolah yang kurang, karena diwajibkan semua memakai komputer.

"Ada juga yang menyatakan bahwa yang diharapkan bahwa jangan di bedakan antara sekolah negeri dengan swasta. Mereka mengatakan butuh perhatian lebih dari pemerintah provinsi," ungkap Tari.

Menanggapi aspirasi masyarakat, Tari menyampaikan bahwa program yang ditawarkan sifatnya pemberdayaan. Kalau infrastruktur saat ini mungkin bisa menggunakan dana desa ataupun anggaran di Kabupaten. 

"Saya sampaikan kalau saya sebagai di dewan di bidang kesra terkait pendidikan, kesehatan,sosial, dan kebencanaan," paparnya.

Tari akan mengawal usulan atau harapan dari masyarakat yang utama adalah pemberdayaan. Ia siap memberi bantuan peralatan atau barang untuk pemberdayaan masyarakat desa. Seperti halnya pemuda menganggur di suatu desa atau komunitas ingim menghasilkan uang, maka Tari siap memberi peralatan bengkel.

"Masyarakat desa kita kasih kail atau kita beri pancing (modal) untuk mengembangkan usahanya," katanya.

Tak hanya itu saja pemberdayaan juga bisa memberi mesin jahit kepada istri petani. Maka pemberdayaan ini sesuai bakar dan keinginan masyarakat.

"Maka pemberdayaan itu tadi soalnya ada yang butuh percetakan, kalau petani istrinya menjahit. Jadi sesuai bakat dan keinginan," tambahnya.

Untuk kelompok nelayan, dirinya bisa memberi modal alat untuk membuat kerupuk ikan. Karena saat ini musim ektrem yakni terkadang terjadi badai atau angin kencang sehingga nelayan tidak melaut.

"Kerupuk ikan ini kan bisa dijual di supermarket. Jadi bisa menghasilkan uang dari home industri itu," terangnya.

(Pewarta : Supra)

Related News