Hidup Menjadi Medioker, Baik atau Buruk?

Senin, 17/07/2023 - 10:20
Menjadi ambisius atau medioker? (Foto: pixabay.com)
Menjadi ambisius atau medioker? (Foto: pixabay.com)

Oleh : Salsyabila Sukmaningrum

Klikwarta.com - Pernahkah kamu merasa hidupmu biasa-biasa saja? Benar jika hidup memang perlu memiliki ambisi dan tujuan. Namun, salahkah jika hanya hidup sebagai orang yang hidup tanpa ambisi yang tinggi alias standar?

Berbicara mengenai hidup yang biasa saja, istilah medioker tentu tidak asing di telinga kalian. Tapi, apa sih sebenarnya maksud dari medioker?

Medioker awalnya digunakan sebagai istilah yang biasanya dipakai untuk menunjukan kualitas klub sepak bola yang biasa-biasa saja. Beberapa tahun belakangan, penggunaan kata medioker diperluas. Beragamnya istilah yang digunakan Generasi Z, kata medioker juga dipakai ke dalam gaya hidup.

Medioker digunakan sebagai istilah untuk hal yang standar atau biasa saja. Hidup menjadi seorang medioker berarti hidup sebagai orang yang biasa saja atau tanpa tingkat kesuksesan yang luar biasa, bahkan sama sekali tidak istimewa dan mengesankan.

Bukankah hal tersebut buruk? Memang benar, namun bisa juga tidak

Mungkin ungkapan medioker terkesan buruk, terdengar malas, dan tidak memliki tujuan hidup yang semestinya. Namun menjalani hidup sebagai orang yang biasa saja tentu menjadi salah satu keinginan semua orang yang sedang merasakan titik penuh tekanan dalam kehidupan.

Timbal balik dari kemajuan teknologi dan akses informasi yang mudah menjadikan generasi muda saling berlomba-lomba untuk aktif dan produktif di segala bidang. Melihat pencapaian yang dimiliki orang lain juga tak sedikit membuat orang-orang ‘FOMO’ (Fear of Missing Out) takut merasa tertinggal.

Rasa takut tertinggal ini membuat beberapa orang terlalu memforsir diri sendiri secara berlebihan. Tak heran jika kita menemukan banyak anak SMA bahkan SMP yang sudah ikut banyak kegiatan volunteer, organisasi, perlombaan, bahkan magang di beberapa lembaga. Hal tersebut tentu bagus dan baik jika dijalankan berdasarkan porsi masing-masing pribadi, namun akan salah jika terlalu banyak kegiatan hanya berdasarkan FOMO.

Medioker Kunci Ketenangan Hidup

Ada banyak cara untuk menjadi bahagia dan mendapat ketenangan hidup. Kunci kebahagiaan diri ada pada diri sendiri. Menurut salah satu filsuf modern Alain de Botton, hidup biasa saja bisa membantu menemukan makna hidup sebenarnya. Tidak perlu extraordinary life untuk bisa memiliki hidup yang bermakna. Ada banyak hal luar biasa yang sebenarnya terjadi namun tidak disadari.

Terlalu fokus dengan apa yang dicapai orang lain menjadi salah satu penyebab mengapa tidak pernah puas dengan kehidupan sendiri. Manusia terlalu fokus dengan pujian dan atensi. Banyak orang yang merasa sukses jika mendapat tanggapan orang lain. Alain de Botton mengatakan hal ini terjadi karena manusia hidup dalam masyarakat yang angkuh, kurang apresiasi dan kurang kasih sayang.

Kemudian pandangan orang lain ternyata juga berpengaruh dalam hidup. Teori de Botton yang terakhir, ketidaktenangan hidup datang karena ideologi ‘metokrasi’. Kekuasaan dan status sosial akan datang berdasarkan talenta dan usaha. Terlalu banyak apresiasi akan kemenangan dan terlalu mewajarkan usaha yang kurang ketika gagal menjadi alasan hidup
sulit bahagia.

Kebanyakan orang merasa minder karena merasa tidak punya ‘value’ atau nilai. Tidak harus menjadi yang terbaik untuk memiliki value. Dengan menciptakan value diri sendiri tanpa validasi orang lain akan membuat hidup lebih bermakna tanpa harus ada di titik tertentu.

Jika fokus pada tujuan diri, kesuksesan akan datang. Baik atau buruknya menjadi seorang medioker tergantung bagaimana menyikapi hidup biasa saja masing-masing individu.

Hidup biasa saja dan fokus dengan tujun hidup akan membuat lebih bahagia dan nyaman, keinginan dan target akan berjalan mengikuti dengan sendirinya. Namun jika hidup biasa saja dalam arti tidak melakukan usaha apapun untuk diri sendiri justru akan menghancurkan diri sendiri lambat laun.

Produktif Tanpa Tekanan

Menjadi biasa saja bukan berarti menyerah dengan kehidupan sendiri, tetapi fokus dengan tujuan dan pandangan hidup sendiri tanpa distraksi dari pencapaian orang lain. Banyak hal yang bisa dilakukan agar dapat menjadi medioker yang produktif sesuai porsi diri.

Yang pertama, menentukan target dan tujuan hidup. Boleh jika memiliki target yang tinggi, tetapi dalam menjalankannya jangan memaksakan diri agar terlihat hebat di mata orang lain. Lakukan karena keinginan dan kemampuan diri sendiri. Dengan begitu, tidak akan ada tuntutan yang memberatkan.

Kedua, fokus dengan diri sendiri. Kebanyakan orang terlalu berpatokan terhadap orang lain. Ungkapan ‘Aku ingin menjadi seperti B’ atau ‘Senang sekali jika hidup seperti C’ hanya akan membuat hilang kendali. Lebih baik fokus dengan diri sendiri agar tidak banyak distraksi.

Ketiga, ikuti rencana dan jalani dengan bahagia. Hidup menjadi biasa saja tidak harus berdiam diri mengikuti alur saja. Menjalankan hidup berdasarkan target yang telah dibuat akan membantu hidup lebih terarah. Tidak perlu berharap menjadi yang terbaik atau bersaing dengan orang lain. Berhasil atau tidak, yang terpenting perkembangannya.

Hidup menjadi medioker atau biasa saja bukan berarti tidak punya ambisi, tapi bagaimana hidup dan menyikapi ambisi yang dimiliki. Terlalu berambisi dalam hidup itu baik, tapi juga tidak baik jika berlebihan. Kebanyakan manusia yang hidup diselimuti ambisi tidak akan tenang melihat orang lain berada diatasnya.

Hidup tanpa ambisi itu tidak baik, namun memiliki ambisi sesuai dengan porsi diri akan membuat hidup lebih nyaman dan lebih fokus dengan yang dikerjakan diri sendiri. Kunci dari menjadi medioker adalah mengenali diri sendiri.

Jadi, hapus ungkapan hidup medioker tidak bermakna, tidak punya arah, atau sedang-sedang saja. Sejatinya, kemampuan masing-masing manusia berbeda. Mengenali kemampuan dan keinginan diri sendiri akan membuat arah tujuan hidup berjalan beriringan dengan sendirinya, dan yang terpenting tanpa takut bersaing atau dikejar keadaan.

Tags

Related News