Haus Validasi

Rabu, 12/07/2023 - 11:25
Foto Ilustrasi
Foto Ilustrasi

Oleh: Muhammad Ghifari Andre dari Politeknik Negeri Jakarta

Di balik tirai kehidupan sehari-hari, tersembunyi sebuah cerita tentang seseorang yang haus akan validasi. Dia adalah seorang pemimpi yang penuh dengan keraguan, terjebak dalam kebingungan antara apa yang ingin dia capai dan apa yang orang lain harapkan darinya.

Di dalam relung hatinya, ia mengarungi lautan kesendirian. Seperti sebatang pohon yang merindukan sinar matahari, ia merasa kehilangan ketika tidak ada yang menganggapnya penting. Ia mencari pengakuan dan pujian, karena dalam keheningan yang penuh dirinya merasa hampa.

Dalam setiap langkahnya, ia menari di atas panggung kehidupan, berharap mendapatkan tepuk tangan yang memenuhi telinganya. Tetapi bagaimanapun juga, ia merasa bahwa kesuksesannya tak berarti jika tidak diakui oleh orang-orang di sekitarnya. Dia ingin menjadi gambaran sempurna, tetapi ketidaksempurnaannya menorehkan luka yang tak terobati di hatinya.

Ia terus berusaha memenuhi harapan orang lain, tanpa pernah mendengar suara keinginannya sendiri. Setiap kali ia melangkah maju, rasa cemas merayap masuk dan meragukan nilai-nilai yang telah ia miliki. Dalam pencariannya yang putus asa, ia melupakan arti sejati dari keberadaannya.

Namun, pada suatu hari, di antara keramaian yang membosankan, ia bertemu dengan seseorang yang berbeda. Orang itu mendekatinya dengan senyum hangat dan tatapan yang penuh empati. Tanpa menghakimi, dia mendengarkan curhatannya, menerima setiap kata dengan penuh pengertian.

Dalam obrolan yang penuh makna, seseorang itu berkata, "Jangan biarkan dunia menentukan nilai dan validitasmu. Kamu adalah keajaiban yang tak ternilai. Hargai dirimu sendiri dan temukan arti hidupmu tanpa bergantung pada pujian orang lain."

Dalam kata-kata sederhana itu, seseorang itu membuka pintu baru bagi si pemimpi. Seiring waktu berlalu, ia belajar untuk menghargai dirinya sendiri, menggenggam tangannya sendiri untuk menemukan kebahagiaan sejati. Ia menyadari bahwa validasi sejati berasal dari dalam diri sendiri, bukan dari luar.

Sang pemimpi berubah menjadi seseorang yang kuat dan mandiri. Ia menggapai impian-impiannya tanpa takut penilaian orang lain. Ia memilih untuk hidup dalam autentisitas dan menghargai nilai-nilai yang dimilikinya.

Dalam perjalanannya yang penuh warna, ia tak lagi haus akan validasi. Ia menemukan kebahagiaan dalam penghargaan diri sendiri dan kedamaian dalam keberadaannya. Si pemimpi telah menemukan kebenaran yang berharga: ia adalah pusat kehidupannya sendiri, tak perlu mengandalkan pujian orang lain untuk merasa bernilai.

Tags

Related News