Jalan Hidup yang Tak Diduga

Sabtu, 09/05/2020 - 03:24
Ilustrasi: depositphotos.com
Ilustrasi: depositphotos.com

Kelas 12 waktunya berfokus kepada masa depan dimana kita memutuskan untuk melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan untuk menghasilkan uang dan meringankan tanggungan orang tua, ataukah kita memilih kedua-duanya yaitu berkuliah dan bekerja.

Setelah berpikir dan berdiskusi dengan orang tua, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Tanpa berpikir panjang saya mulai mencari info-info seputar perguruan tinggi. Mulai dari mencari referensi dari internet, bertanya ketaman, dan terkadang bertanya dan berkonsultasi kepada guru BK.

Pada saat itu saya hanya ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri tanpa memikirkan perguruan tinggi swasta, dan saya berpikir saya pasti bisa diterima di perguruan tinggi negeri.

Tapi kenyatanya untuk mendapatkan itu butuh perjuangan yang tak mudah, mulai dari menghilngkan rasa malas, giat belajar, berlatih mengerjakan soal-soal, dan berdoa karena pepatang mengatakan doa akan terkabul jika diimbangi dengan usaha atau sebaliknya usaha akan terwujud jika diibangin dengan doa. Pada saat itu saya mencoba berbagai ujian masuk untuk masuk perguruan tinggi negeri mulai dari nilai rapot samapai ujian tulis ditolak sebanyak 6 kali dan harapan untuk diterima di perguruan tinggi negeri pun mulai pupus.

Tapi karena kaka saya menyuruh mencoba sekali lagi, akhirnya saya pun mencoba ujian mandiri di Politeknik Negeri Jakarta. Pada saat saya mendaftar saya salah menuliskan email yang nantinya akan di kirimkan kode untuk login. Dan disitu saya semakin berkecil hati, dan kaka saya mencoba-coba akhirnya dapat kode nya.

Di Politeknik Negeri Jakarta saya mencoba mengambil prodi akutansi karena yang memang ingin mengambil jurusan yang berhubungan dengan hitung-hitungan, dan satu prodi lagi saya ambil penerbitan (jurnalistik) prodi ini disarankan oleh kaka saya.

Ibu saya sampai berkata “mudah-mudahan diterima dicadangan juga tidak apa-apa”. Hari pengumumanpun tiba dan saya dinyatakan diterima di prodi penerbitan yang saya tidak tau apaapa tentang itu. Teman saya pun berkata “wah dulukan kamu ingin jadi seorang news anchor” bahkan saya lupa mengenai cita-cita itu.

Memang Tuhan tidak pernah salah memberikan jalan kepada hambanya bahkan hal yang tidak kita duga-duga menjadi jalan hidup kita.

(Penulis : Handini Nuramelia Dari politeknik negeri jakarta)

Tags

Related News