Buka Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Ini Kata Menteri PMK 

Jumat, 07/04/2023 - 22:03
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membuka Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Kabupaten/Kota di Sumbar, baru-baru ini.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membuka Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Kabupaten/Kota di Sumbar, baru-baru ini.

Klikwarta.com, Limapuluh Kota - Pemerintah Pusat (Pempus) meminta agar Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) maupun Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Barat (Sumbar) mengoptimalkan dan memastikan agar saling melengkapi atas penggunaan alokasi APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota dan APBdes untuk intervensi kemiskinan ekstrem dan stunting. 

Hal tersebut, disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, saat membuka Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Kabupaten/Kota di Sumatra Barat (Sumbar), baru-baru ini. 

Secara nasional pada 2022 lalu, Provinsi Sumatra Barat memiliki tingkat kemiskinan ekstrem 0,77 persen di bawah angka nasional sebesar 2,04 persen, sedangkan angka prevalensi stunting mencapai 25,2 persen atau di atas angka nasional yang hanya 21,6 persen. 

"Upaya lain dalam penurunan prevalensi stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Sumbar adalah dengan penggunaan data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) yang ada di Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk sasaran intervensi sebagai upaya penajaman sasaran penghapusan kemiskinan ekstrem dan stunting," kata Menteri Muhadjir, Rabu (5/4/2023). 

k

Pihaknya meminta Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Sumbar harus "keroyokan" dan melahirkan berbagai inovasi dengan sejumlah stakeholder yang ada di Sumbar. Disamping itu, Menteri Muhadjir mengatakan, sesuai Permendes Nomor 8 Tahun 2022, prioritas dana desa adalah untuk kemiskinan ekstrem, stunting, dan kerawanan pangan. 

"Untuk itu kami berharap, serapan dana desa untuk ketiga prioritas tersebut dapat dinaikkan melalui alokasi Bantuan Langsung Tunai (BLT), perbaikan rumah, fasilitas umum yang dijadikan program padat karya bagi keluarga miskin ekstrem," harap Menteri Muhadjir.

Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin saat memaparkan laporannya, mengatakan bahwa ada sejumlah kendala yang terjadi dalam penurunan prevalensi stunting di Limapuluh Kota, di antaranya keterbatasan kemampuan petugas pengumpulan data hasil pengukuran, kemudian tidak ada lagi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 2023 untuk stunting, tidak singkronnya data dari Kementerian Kesehatan dengan BKKBN, keterbatasan antropometri dan USG di Posyandu dan Puskesmas. 

"Sementara itu, untuk penghapusan kemiskinan ekstrem, Pemkab Limapuluh Kota dihadapi dengan terbatasnya akses lapangan kerja, sarana dan prasarana serta kurang memadainya infrastruktur jalan, air bersih dan sanitasi untuk masyarakat miskin," jelasnya.

Pihaknya berharap, melalui Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan yang diselenggarakan Kemenko PMK tersebut, dapat menegaskan komitmen satu data kemiskinan yang digunakan lembaga/kementerian serta diperlukannya anggaran khusus untuk mencapai target prevalensi stunting 14 persen dan kemiskinan ekstrem 0 persen di tahun 2024 melalui dukungan alokasi yang tidak hanya kepada BKKBN dan kesehatan tetapi juga ke perangkat daerah pendukung lainnya. 

"Ini perlu penguatan SDM dan anggaran terhadap pembangunan infrastruktur dasar yang meliputi sanitasi layak, air bersih, dan akses jalan dari Pemerintah Pusat guna percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem," tegas Bupati Safaruddin. 

Kegiatan Roadshow daring ini diikuti oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin, didampingi Sekretaris Daerah Widya Putra dan unsur Forkopimda Limapuluh Kota serta bupati/wali kota di Sumbar. (*)

Kontributor: Warman

Kpu Bitung

Related News