
Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Melauching secara resmi Ekspor Komoditas Unggulan Provinsi Bengkulu dalam rangka HUT Emas Provinsi Bengkulu
Klikwarta.com - Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai sepanjang 525 kilometer dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar pantai, potensi ini menjadikan perairan laut Bengkulu menyimpan beragam jenis ikan kualitas ekspor.
Pengusaha perikanan ataupun masyarakat nelayan selama ini harus mengeluarkan biaya akomodasi yang mahal untuk membawa ikan melalui jalur darat dari Bengkulu menuju pelabuhan ekspor di Tanjung Priok, Jakarta. Durasi pengiriman dan penggunaan es batu untuk mengawetkan ikan itu terkadang membuat harga jualnya menjadi lebih murah.
Meski di tahun 2016 produksi perikanan terendah se-Sumatera, tahun ini Bengkulu optimis melihat potensi perikanan dapat diekspor dan menunjang perekonomian daerah. Hal tersebut tidak di sia-siakan oleh pemerintah provinsi dalam melaunching ekspor perdana produk perikanan ke Malaysia.
Budidaya di wilayah konservasi, Bengkulu sebagai Penghasil Kerapu, Kakap, Lobster, Udang Faname dan Fismaw (gelembung renang yang ada pada ikan) yang sangat berpotensi untuk di ekspor ke luar negeri. Pasalnya, dalam pengolahan 1 kg Fishmaw di wilayah provinsi dihargai Rp 80 juta dan ketika di ekspor ke Singapura dapat mencapai Rp 120 juta per kilonya.
Pihak pengelola, Pelabuhan Pulau Baai, PT Pelindo II Cabang Bengkulu pun menyatakan siap mendukung ekspor komoditas perikanan di wilayah ini untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan ekonomi maritim di Provinsi Bengkulu.
“Dengan pengiriman jalur laut melalui Pelabuhan Pulau Baai, kami siap mendukung ekspor perikanan. Pelabuhan Pulau Baai saat ini telah memiliki berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan ekspor-impor, diantaranya alat angkat peti kemas hingga gudang”, ujar General Manajer PT Pelindo II Cabang Bengkulu, Hambar Wiyadi.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Rina juga mengungkapkan, jika penataan dari pemerintah dan pihak terkait jelas, maka komoditas unggulan pengekspor ikan akan jelas masa depannya.
"Produk perikanan di Provinsi Bengkulu saat ini hanya dilalu-lintaskan ke provinsi lain seperti Jakarta, Lampung dan Medan. Namun setelah di packing, hasilnya menjadi produk "made in Jakarta", "made in Lampung" dan sebagainya. Padahal kita tahu itu adalah merupakan hasil olahan dari Bengkulu. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita mendeklair bahwa Bengkulu optimis bisa langsung mengekspor produk olahan ikan ke provinsi lain maupun ke negara tetangga (Malaysia)”, ujarnya saat peluncuran perdana produk perikanan tujuan Malaysia di Pelauhan Pulau Baai Bengkulu, Jumat (15/11/18).
“Mudahan ini titik awal kita sehingga Bengkulu dikenal oleh negara lain sebagai penghasil perikanan”, sambungnya.
Diketahui, sepanjang tahun 2017, jumlah produksi ikan di Bengkulu mencapai 70 ribu ton dengan nilai produksi lebih dari Rp 5 triliun. Pemanfaatan potensi perikanan yang terbilang masih belum mencapai target berada pada angka 55 persen, namun penghasilan sektor ini lebih besar dibanding APBD Provinsi Bengkulu yang hanya berjumlah Rp 3 triliun per tahunnya. (Bisri)