‘Segau Nian’

Kamis, 26/10/2023 - 07:06
Dadang Nopian (32), salah satu warga Desa Kembang Ayun saat melintas di sungai kecil menuju kebunnya (sebelum sasaran Fisik TMMD ke-118 dimulai)
Dadang Nopian (32), salah satu warga Desa Kembang Ayun saat melintas di sungai kecil menuju kebunnya (sebelum sasaran Fisik TMMD ke-118 dimulai)

Oleh: Jansen

Kokoh berduri tajam, tumbuh subur berjajar membentang sepanjang mata memandang. Bertengger burung kutilang di pelepah berduri, sambut cahaya arunika diufuk timur. Horizon pagi itu, menyeruak indah dibalik dedaunan kelapa sawit di Bumi Sekundang Setungguan, tepatnya di Desa Kembang Ayun, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.

Waktu panen tiba, Dadang Nopian (32), salah satu warga Desa Kembang Ayun, beranjak dari kursinya menuju ke belakang rumah, memberi makan ternak sembari mengasah dodos (alat panen tandan buah sawit).

Tak lama berselang, Dadang mengemas peralatannya dan mengenakan sepatu boots dan bergegas mengambil motor grandong yang dimodifikasinya untuk mengangkut tandan buah sawit nantinya. Dodos tertali erat dengan dua balok kayu melintang yang terhubung kekeranjang buah sawit buatannya dari bekas ban motor bagian luar.

Menuju kebun, jalan setapak, melewati anak sungai dangkal, becek dan berlumpur. Sesekali dirinya nyaris jatuh dari motornya karena licin dan medannya cukup terjal.

Berhenti di perbukitan kebun kelapa sawit, Dadang menyandarkan motornya dan mulai memanen buah sawit.  Kemudian, tandan buah sawit satu per satu diangkutnya menggunakan keranjang, dilangsir ke pengangkutan.

“Kondisi kebun kami ni luk inilah, segau, masih jauh nian kami tu ndak melansir buah tu, mangkau dapat jalan. Mangkau dapat nga jalan tu, melalui ayik, ayik anak adau duau, masih jauh mangkau dapat ngan jalan untuk ngangkut buah sawit ni. (Jadi seperti inilah kondisi kebun kami, sangat susah, masih jauh sekali untuk kami mengangkut buah sawit menuju ke jalan. Menuju jalan tersebut kami melewati sungai, ada dua sungai kecil untuk dapat sampai ke jalan untuk mengangkut buah sawit tersebut)”, ungkap Dadang.

Sementara Robi Irawan juga menceritakan selama ini masyarakat kembang ayun sangat sulit sekali mengangkut hasil pertanian.

“Kami ni nanggung nian, jalan karut, masih karut belubang-lubang, nyeberang ayik. Kadang-kadang amau haghi ujan ndik pacak balik, kadang-kadang warga-warga ni panen, kami panen ni, tehambat , tehalang galau, kalu nide bediau jalan ni, jadi kami berharap betul, berharap nian dengan pihak jak di Kodim 0408 pacak meringankah kami masyarakat desa Kembang Ayun khususnya petani sawit ini, yak pacak kami ngeluagh kah hasil produksi ni maksimal (Kami ini sangat susah sekali, jalan jelek, masih banyak lobang-lobang, menyeberangi sungai. Terkadang, apabila turun hujan deras, kami tidak bisa pulang, kadang warga pada saat panen sangat terhambat dan terhalang semua kalau tidak ada jalan, jadi kami sangat berharap kepada pihak Kodim 0408, dapat meringankan kami masyarakat desa Kembang Ayun, khususnya petani sawit. Agar kami dapat mengeluarkan hasil produksi secara maksimal)”, harapnya.

Hari berganti, asa mendengung di sanubari prajurit Kodim 0408/Bengkulu Selatan. Butuh solusi segera mengatasi kesulitan rakyat.

Rapat digelar, observasi sasaran dilakukan. Menelusuri perbukitan perkebunan kelapa sawit, meninjau titik-titik lokasi untuk memetakan jalur pembuatan badan jalan dan menghitung kebutuhan konstruksi pembangunan.

Jawaban sang Patriot NKRI, menilik jantung perekonomian dan kebutuhan masyarakat Desa Kembang Ayun.

Tiba waktunya, 20 September 2023, melalui program TMMD Reguler-118, ratusan prajurit gagah berwibawa berseragam lengkap, terdiri dari anggota TNI Angkatan Darat (AD) dan TNI Angkatan Laut (AL) serta personel Polri tergabung dalam tim Satuan Tugas (Satgas) TMMD terjun dalam pembangunan di Desa Kembang Ayun, mulai dari sasaran fisik dan non fisik.

Prajurit dibagi ke beberapa titik lokasi, khususnya pada sasaran fisik, manunggal bersama rakyat mulai bergotong royong membentuk badan jalan dengan dua alat berat Bulldozer dan Escavator. Membelah bukit, merobohkan sejumlah pohon kelapa sawit, memastikan jalur badan jalan tepat dan sesuai arah yang telah dipetakan.

Hari demi hari terlewati, terik matahari menyengat di musim kemarau tak menyurutkan semangat Satgas dan masyarakat yang turut membantu.

Bukit setinggi 5-7 meter dibelah membentuk badan jalan seluas 7 meter, material tanah dibulldozer menimbun jalur curam semak belukar perkebunan kelapa sawit. Escavator juga digerakkan membuat saluran tempat pembangunan 3 plat duiker dan 1 jembatan.

Tetes keringat bercucuran, letih menyingkap sulitnya pengerjaan sasaran fisik siang itu. Sejenak beristirahat, terlihat sejumlah satgas dan warga tertidur lelap di bawah rindangnya pohon kelapa sawit.

“Komandan berkunjung”, teriak salah satu satgas membangunkan rekan-rekannya yang tertidur.

Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB, pekerjaan berlanjut. Tegap berwibawa, sang komandan meninjau sasaran fisik. Letkol Inf Aswin Suladi, SE, M.AK., dengan ramah menyapa satgas dan masyarakat yang mulai menyambut kedatangannya.

Arahannya menderap semangat tim satgas yang dibantu masyarakat memulai kembali pengerjaan sasaran fisik. Material terhitung cukup, titik-titik bagian sulit pengerjaan diceritakan tim satgas kepada komandan.

Menunjuk berstrategi, Letkol Aswin memberikan arahan untuk mengatasi kesulitan pembangunan. Memastikan pembangunan tetap berkualitas untuk jangka panjang dan sesuai harapan masyarakat.

Memahami arahan, tim satgas menindaklanjutinya dengan skill konstruksi yang dikerjakannya.

bukit
Potret hasil pembuatan badan jalan, membelah bukit menjawab kesulitan masyarakat Desa Kembang Ayun

Progres sasaran fisik itu menunjukan hasil yang baik, Dansatgas Letkol Aswin beralih meninjau sasaran fisik tambahan, yakni pembuatan sumur bor, rehab masjid, pembuatan pos kamling, lapangan dan juga rehab rumah tidak layak huni (RTLH). Semuanya juga menunjukkan progres yang baik, terlebih RTLH milik nenek Rohani (91), kini sudah disulap menjadi layak huni oleh Satgas dan masyarakat yang turut membantu.

Apa yang menjadi harapan masyarakat, khususnya petani sawit Desa Kembang Ayun itu, terjawab sudah. TNI melalui program TMMD Reguler 118 mewujudkannya kurun waktu 1 bulan.

Membelah bukit, badan jalan seluas 7 meter dibangun, dua anak sungai yang terjal berlumpur, dibangun plat duiker dan jembatan.

Sentuhan TNI mengatasi kesulitan rakyat, sesuai kebutuhan dan dipastikan pengangkutan tandan buah sawit tak lagi susah untuk kedepannya. (*)

Related News