Foto : Istimewa
Oleh : Al-Mahfud
Klikwarta.com - Ruang kelas yang aman dan nyaman menjadi kebutuhan paling mendasar untuk menciptakan proses belajar mengajar yang ideal. Sarana prasarana pendidikan yang memadai adalah hak setiap anak Indonesia demi akses pendidikan yang layak seperti amanat UUD 1945 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Akan tetapi, kondisi prasarana pendidikan di Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) bulan April 2024, tercatat masih banyak prasarana pendidikan yang mengalami kerusakan. Masih ada sekitar 980.000 ruang rusak sedang/berat di 174.000 sekolah. Selain itu, terdapat sekitar 1.500.000 ruang yang perlu dibangun di sekitar 219.000 sekolah agar memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan.
Melihat kondisi tersebut, jelas perlu pembangunan dan revitalisasi besar demi menjamin kelayakan akses pendidikan anak-anak kita. Mengenai masalah ini, pemerintah telah meluncurkan program revitalisasi sekolah. Fokus utamanya adalah memperbaiki elemen-elemen paling krusial dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu ruang kelas, ruang guru, dan ruang administrasi.
Selain itu, revitalisasi juga mencakup perbaikan perpustakaan, toilet, laboratorium, dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Dengan memperbaiki fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan program ini dapat meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan, serta menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung terciptanya pembelajaran yang bermutu.
Program yang diluncurkan pada momen Hardiknas bulan Mei 2025 ini memiliki skala yang masif. Pada tahun 2025 ini, sebanyak 10.440 satuan pendidikan menjadi sasaran, dengan alokasi dana mencapai Rp 17,1 triliun. Alokasi dana ini sebelumnya dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan kini beralih ke Kemendikdasmen.
Revitalisasi sekolah dijalankan dengan mekanisme swakelola. Dana disalurkan langsung ke rekening sekolah dan dikelola secara mandiri oleh pihak sekolah, dengan melibatkan peran aktif dari masyarakat setempat. Pendekatan ini merupakan perwujudan dari prinsip Manajemen Berbasis Sekolah atau otonomi sekolah, seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010. Adapun pelaksanaan revitalisasi dilakukan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel, partisipatif, dan demi kepentingan terbaik bagi anak.
Nilai gotong royong
Swakelola menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama. Dengan melibatkan masyarakat, setiap pihak akan merasa memiliki andil dalam menciptakan sekolah yang lebih baik. Keberhasilan mekanisme swakelola akan terwujud ketika didukung adanya struktur yang terorganisir.
Dijelaskan dalam Juknis Pelaksanaan Program Revitalisasi Satuan Pendidikan Tahun Anggaran 2025 bahwa pada setiap satuan pendidikan dibentuk Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP). P2SP dapat berasal dari unsur: kepala satuan pendidikan, ASN untuk satuan pendidikan negeri/pegawai tetap pada satuan pendidikan swasta, komite sekolah/orang tua siswa, hingga anggota masyarakat, di mana diutamakan yang memiliki latar belakang konstruksi.
P2SP merupakan representasi dari kolaborasi aktif antara sekolah dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, P2SP didampingi tenaga ahli demi memastikan setiap tahapan pembangunan sesuai standar. Direkrut oleh Direktorat, tenaga ahli ini merupakan pihak kompeten di bidang konstruksi untuk membantu persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan program revitalisasi. Selain memberikan pendampingan, tim ahli ini juga membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan.
Dalam menjalankan pembangunan, sekolah akan mendapatkan pendampingan teknis dari perguruan tinggi dan tim dari Dinas Pendidikan serta Kementerian untuk memastikan kualitas pembangunan. Keterlibatan pihak-pihak ini sangat penting untuk menjamin kualitas pembangunan dan efektivitas penggunaan dana.
Selain pembangunan sarana pendidikan, program Revitalisasi Sekolah ini dapat menjadi momentum memperkuat nilai gotong-royong yang merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sebuah sekolah yang dibangun dengan semangat kebersamaan akan menjadi kebanggaan komunitasnya, bukan sekadar sebuah bangunan. Pada gilirannya, ini dapat menciptakan lingkungan sekolah atau tempat belajar yang tidak hanya aman dan nyaman, akan tetapi juga suportif bagi perkembangan anak.
Poin yang penting ditekankan bahwa keberhasilan program revitalisasi ini sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektorantara pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, pihak sekolah, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk masyarakat. Sinergi, kolaborasi, dan gotong-royong antar semua pihak penting untuk memastikan bahwa setiap tahapan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan akuntabel, hingga benar-benar terbangun sarana dan fasilitas pendidikan yang baik dan memadai untuk anak-anak kita.
Revitalisasi sekolah dengan semangat gotong royong adalah investasi strategis untuk masa depan pendidikan Indonesia. Harapannya, ini menjadi langkah awal memastikan bahwa setiap anak, di mana pun mereka berada, mendapatkan hak atas pendidikan yang layak dan bermutu. Dengan dukungan infrastruktur dan fasilitas pendidikan yang memadai, kita harapkan para siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman, sehingga dapat berkembang sesuai potensi terbplatform
*)Penulis, aktif menulis topik-topik pendidikan di berbagai platform.







