Tragedi Kanjuruhan: Kompolnas Sebut Ferli Tak Memerintahkan Penggunaan Gas Air Mata

Kamis, 06/10/2022 - 01:27
Suasana stadion Kanjuruhan Malang, saat terjadi kericuhan, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.
Suasana stadion Kanjuruhan Malang, saat terjadi kericuhan, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.

Klikwarta.com, Kabupaten Malang - Dalang pemberi perintah menembakkan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam, pekan lalu, masih terus didalami tim gabungan Inspektorat khusus (Itsus) dan propam Polri. Hal ini diungkapkan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Albertus Wahyurudhano, Rabu (5/10/2022). 

Sebelumnya, dugaan pemberi perintah penggunaan gas air mata oleh aparat terhadap suporter, mengerucut kepada Kapolres Malang (nonaktif), AKBP Ferli Hidayat. Tapi menurut Wahyu, ini tidak benar. Pasalnya, Ferli sama sekali tidak mengeluarkan perintah kepada aparat keamanan untuk menggunakan gas air mata.

"Gak ada itu, Kapolres Malang gak mengeluarkan perintah untuk menggunakan gas air mata", kata Albertus Wahyurudhanto.

Hal ini, kata dia, dikuatkan dari hasil penyelidikan bahwa perintah untuk tidak menggunakan gas air mata tersebut sudah disampaikan Ferli Hidayat.

Berdasarkan pemeriksan internal kepolisian, bahwa tindakan represif kepada suporter di dalam stadion, bukan atas perintah Ferli Hidayat. Namun, diduga ada pejabat lain yang bertindak di luar perintah Ferli Hidayat. 

Pasalnya, lima jam sebelum pertandingan Arema FC vs Persebaya, aparat keamanan menggelar apel konsolidasi. Saat itu, Ferli berkali-kali meminta anggota untuk tidak melakukan tindakan represif. 

Polres Malang juga sudah meminta jam pertandingan dimajukan sore. Tetapi, tidak diindahkan PT Liga Indonesia Baru (LIB), sebagai operator dengan alasan ada kontrak hak siar.

Wahyu menambahkan, saat terjadi kericuhan di dalam Stadion, Ferli Hidayat berada di luar Stadion untuk mengamankan pemain Persebaya yang akan keluar. Saat itu, di dalam Stadion terjadi kericuhan dan kemudian petugas menggunakan gas air mata untuk mengurai massa.

Diperkirakan ada pejabat di dalam yang memerintahkan anggota untuk menggunakan gas air mata. Penggunaan gas air mata itu, menyebabkan kepanikan para suporter yang ada di dalam stadion.

"Kejadian itu di dalam, berarti ada pejabat di dalam yang memerintahkan. Siapa orangnya, sedang disidik. Tapi sembilan orang sudah dicopot. Tim sedang bekerja", pungkasnya.

(Pewarta : Asral)

Related News